Dua ABK Asal Bogor Akhirnya Dipulangkan Setelah Video Minta Bantuan Viral
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Dua anak buah kapal (ABK) asal Kota Bogor, yaitu Dikdik Ramdani Ardiansyah dan Ujang Oman alias Komeng, akhirnya berhasil dipulangkan setelah sempat meminta bantuan melalui video yang viral di media sosial.
Sebelumnya, kedua ABK tersebut terjebak di kapal KM Berkah Sentosa saat berada di perairan Kalimantan.
Setibanya di Kota Bogor, Dikdik menceritakan bagaimana akhirnya mereka bisa kembali ke kampung halaman setelah menghadapi berbagai permasalahan di kapal tersebut.
‘Kenapa kami ingin pulang, karena tanda tangan saya dipalsukan dalam perjanjian kontrak, entah oleh siapa, apakah calo atau oknum lain. Padahal saya tidak pernah menandatangani kontrak itu. Setelah tahu, saya langsung meminta pulang ke tekong atau kapten kapal beberapa kali,” ungkap Dikdik pada Rabu (8/10/2025) malam.
Namun, permintaan itu tidak direspons baik. Justru ia diminta membayar penalti jika ingin pulang.
“Awalnya mereka minta Rp20 juta, kemudian turun jadi Rp15 juta, sampai terakhir di angka Rp4 juta. Tapi tetap tidak saya bayar,” katanya.
Dikdik menuturkan, setelah mereka berhasil menunjukkan bukti adanya dugaan pemalsuan tanda tangan dalam dokumen kontrak kerja, akhirnya pihak kapal memulangkan keduanya dan menurunkan mereka di wilayah Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Selain dugaan pemalsuan kontrak, Dikdik juga mengaku pendapatan yang diterima tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
“Awalnya dijanjikan gaji Rp4 juta per bulan, tapi sampai ke kita cuma Rp700 ribu. Sisanya entah ke mana. Makanya kami ingin pulang,” katanya.
Selama di kapal, Dikdik dan Komeng bekerja sebagai pemancing cumi-cumi.
“Kerjanya mancing cumi. Hasilnya dibayar Rp7 ribu per kilogram. Kondisi di kapal sebenarnya baik-baik saja, tidak ada kekerasan fisik, tapi gaji tidak sesuai dan tanda tangan kami dipalsukan,” tegasnya.
Dikdik mengaku dirinya dan Komeng tertarik bekerja di KM Berkah Sentosa setelah mendapat tawaran melalui media sosial.
‘Kita dapat tawaran dari medsos. Diiming-imingi gaji Rp4 juta per bulan, harian Rp50 ribu. Ternyata cuma dapat Rp700 ribu. Surat kontrak pun tidak ada, dan yang ada ternyata tanda tangannya palsu,” ujarnya.
Kini, setelah pengalaman pahit itu, Dikdik dan Komeng mengaku kapok bekerja sebagai ABK.
“Tidak mau lagi. Saya sudah kapok. Pesan saya untuk teman-teman yang mau kerja di kapal, pikirkan matang-matang. Cari perusahaan yang jelas, jangan asal berangkat, takutnya kejadian seperti saya terulang,” pungkasnya. [] Ricky