Corps Dai Dompet Dhuafa Gelar Pelatihan Al Quran Isyarat Bagi Guru Islam SLB
BOGOR-KITA.com, TANGERANG, BANTEN– Pada Sabtu (27/9/2025), di Syahida Inn UIN Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) mengadakan pelatihan Al-Qur’an isyarat untuk guru agama Islam Sekolah Luar Biasa (SLB) se-Jabodetabek. Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari ini bertujuan mewujudkan akses pendidikan Al-Qur’an yang inklusif.
Penyelenggaraan pelatihan ini pun bertepatan dengan Hari Tuli Sedunia 2025 yang jatuh pada 27 September. Bersama pengajar dari Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), 80 guru dari berbagai komunitas dan SLB mempelajari cara mengisyaratkan huruf yang tertuang dalam teks Al-Qur’an.
Ada dua metode yang mereka pelajari dalam mengisyaratkan teks Al-Qur’an, yaitu Kitabah dan Tilawah. “Metode kitabah cara mengisyaratkan apa yang tertulis dalam mushaf Al-Qur’an. Sedangkan metode tilawah cara mengisyaratkan apa yang diucapkan/dilafalkan. Jadi bacaan dengan hukum tajwidnya harus dibaca seperti apa,” kata Muhammad Mundzir, salah satu pengajar dari LPMQ.
Mundzir menuturkan dua metode ini membantu guru memetakan kompetensi anak-anak Tuli. Keduanya tidak bisa sekaligus dikuasai oleh anak-anak Tuli, tapi setidaknya dua metode ini perlu diajarkan guru kepada mereka. Pelatihan ini penting karena literasi dan pendidikan Al-Qur’an untuk teman Tuli perlu menjadi perhatian bersama.
Tersedianya guru yang memahami Al-Qur’an isyarat mengisi celah kosong dalam upaya peningkatan literasi dan pendidikan Al-Qur’an teman Tuli, tutur Mundzir. Mundzir menambahkan melalui pelatihan ini teman-teman Tuli punya kesempatan yang setara untuk mengakses kitab suci Islam ini.
“Pelatihan ini juga memberikan kesempatan bagi teman-teman Tuli untuk tidak sekedar menjadi objek, tetapi menjadikan mereka sebagai subjek. Jadikan mereka makhluk pertama, bukan makhluk kedua,” ucap Mundzir.
Cara khusus membaca Al-Qur’an untuk teman Tuli belum sepopuler Al-Qur’an braille untuk penyandang tunanetra. Masih banyak guru yang mengajarkan teman Tuli hanya dengan cara yang terbatas. Kabar baiknya saat ini sudah ada mushaf Al-Qur’an isyarat yang dikeluarkan Kementerian Agama dan LPMQ pada tahun 2023.
Adanya mushaf ini masih perlu dibantu dengan guru-guru yang memahami pedoman membaca Al-Qur’an isyarat. Agar penggunaan mushaf Al-Qur’an isyarat bisa dijangkau teman-teman Tuli.
“Sebelum tahun 2020 saya mengajarkan huruf hijaiyah ke murid Tuli hanya sebatas mengenalkan gambar saja. Tapi sekarang sudah pakem Al-Qur’an isyarat yang disahkan Kementerian Agama. Jadi kita nggak ragu lagi, semakin mantap dan terarah mengajarkan Al-Qur’an kepada murid-murid Tuli,” kata Anik Khorida (45), Guru SLB BC Alfiany Cengkareng Barat.
Anik Khorida mengungkapkan pelatihan Al-Qur’an isyarat ini menambah pemahamannya dalam metode pengajaran mengaji isyarat yang baik ke murid-muridnya.
“Ini sebagai jalan keluar. Saya sebagai seorang guru dulunya bingung cara mengajarkan Al-Qur’an ke teman Tuli itu seperti apa dan bagaimana. Dengan pelatihan ini kita jadi terarah. Dan untuk anak-anak Tuli, mereka bisa mengerti Al-Qur’an,” kata Anik.
Dr. Abdul Aziz Sidqi, M.Ag, Kepala LPMQ Kementerian Agama RI, menyampaikan apresiasi kepada Dompet Dhuafa dalam penyelenggaraan pelatihan Al-Qur’an isyarat. Dalam hal ini Dompet Dhuafa membantu kerja LPMQ dan Kementerian Agama dalam men-syiarkan Al-Qur’an isyarat ke masyarakat.
“Al-Qur’an isyarat ini hal baru. Sangat baru di Indonesia, bahkan di dunia sehingga perlu terus-menerus diberikan kepada masyarakat untuk mengetahui dan mempelajari Al-Qur’an isyarat,” ujar Abdul Aziz.
Abdul Aziz mengatakan mushaf Al-Qur’an isyarat ini merupakan hasil dari kerja LPMQ dan komunitas-komunitas Tuli secara mendalam selama 2-3 tahun terakhir. Pengajaran Al-Qur’an isyarat melalui pelatihan membantu meluasnya penggunaan mushaf tersebut.
“Peran lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa dalam menyebarkan Al-Qur’an isyarat lewat pelatihan-pelatihan sangatlah bagus. Kami berharap ini bisa berkelanjutan,” ujar Abdul Aziz.
Ahmad Pranggono, Kepala Cordofa, menjelaskan pelatihan Al-Qur’an isyarat ini sebagai bentuk pengejawantahan dari Islam yang inklusif untuk semua umat manusia. Hal ini menjadi latar belakang besar Cordofa mengajak guru-guru SLB se-Jabodetabek untuk belajar Al-Qur’an isyarat.
Ahmad Pranggono mengatakan teman-teman Tuli berhak untuk mendapatkan akses terhadap Al-Qur’an. Ada gap antara Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia dan manusia yang butuh cara khusus untuk bisa mengakses Al-Qur’an. Maka pelatihan Al-Qur’an isyarat kepada guru-guru SLB mencoba menutup kekosongan itu.
“Harapannya dengan diadakan pelatihan ini, nanti para guru ini punya kemampuan untuk mengajar anak-anak Tuli sehingga anak-anak Tuli pun memiliki akses yang sama kepada Al-Qur’an untuk petunjuk hidup bagi mereka, baik kebagian di dunia maupun kebahagian di akhirat,” pungkas Ahmad Pranggono.