Nasional

Biofarma Produksi PCR Kit 2 Juta Per Bulan Mulai September

BOGOR-KITA.com, JAKARTA –  Guna mempercepat diteksi virus Covid 19, Biofarma – perusahaan Farmasi BUMN – akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 2 juta Polymerase Chain Reaction (PCR) per bulan mulai September 2020.

Hal ini diungkapkan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro dalam acara Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-25 yang ditayangkan dalam jaringan diikuti dari Jakarta, Senin (10/8/2020).

“Perlengkapan PCR test kit yang kami kembangkan telah diproduksi Biofarma sebanyak 1,4 juta kit per bulan, dan bulan September nanti sudah menjadi dua juta kit per bulan,” ujar Bambang.

Peningkatan jumlah produksi alat tes PCR dalam negeri ini akan mendukung percepatan pendeteksian Covid 19. Di samping itu, Mobile Lab BSL-2 karya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang berperan menjadi laboratorium bergerak untuk pemeriksaan Covid 19 sedang dikembangkan untuk versi bus.

Baca juga  Mabes Polri Jadwalkan Klarifikasi Bupati Bogor dan 9 Lainnya Jumat

Saat ini, sebanyak 12 unit versi pertama Mobile Lab BSL-2 bukan berbasis bus telah dipesan oleh berbagai pihak.

Mobile Lab BSL-2 memenuhi Standar Badan Kesehatan Dunia (WHO), memenuhi standar laboratorium pengujian dengan sertifikasi Kementerian Kesehatan tentang laboratorium klinik, mudah dipindahtempatkan, dan dilengkapi Aplikasi Pantau Covid  19.

Dalam Peringatan Hakteknas 2020, Menristek Bambang menyampaikan berbagai hasil penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan dalam merespons pandemi Covid 19 dan sebagai upaya kemandirian bangsa dalam bidang alat kesehatan dan bahan baku obat.

Hasil itu di antaranya PCR test kit, ventilator, alat tes diagnostik cepat atau Rapid Diagnostic Test (RDT), alat deteksi dini Covid 19, Mobile Lab BSL-2, sel punca, vaksin Merah Putih, dan imunomodulator.

Baca juga  Masalah Utama Budidaya Udang Adalah Penyakit dan Daya Saing

Inovasi Rapid Diagnostic Test (RDT) untuk deteksi IgG/IgM terhadap SARS-CoV-2 penyebab Covid 19 merupakan kerja sama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Airlangga.

Hasil inovasi itu diproduksi oleh perusahaan dalam negeri dengan kapasitas pada Agustus 2020 sebanyak 350.000 unit per bulan, dan ke depannya ditingkatkan menjadi 1-2 juta per bulan. Kementerian Riset dan Teknologi juga akan segera meluncurkan tea cepat IgG dan IgM secara terpisah.

Selain itu, alat deteksi dini Covid 19 dikembangkan dalam dua jenis yakni Reverse Transcriptase Loop-Mediated Isothermal Amplification (RTLAMP) Turbidity yang dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Microchip Surface Plasmon Resonance (SPR).

Baca juga  Presiden Jokowi Sampaikan Duka atas Tragedi Itaewon Korsel

Microchip SPR dikembangkan oleh Institut Teknologi Bandung dan Universitas Padjajaran bekerja sama dengan BPPT.

Metode RT-Lamp memiliki kelebihan, yaitu lebih memungkinkan dilakukan di fasilitas kesehatan dengan fasilitas yang lebih sederhana dengan hasil kuantitatif dan kualitatif. Diharapkan akhir Agustus 2020, alat tes intu dapat digunakan.

Microchip Surface Plasmon Resonance (SPR) merupakan teknik deteksi yang memiliki reprodusibilitas tinggi, hasil bisa dilihat langsung, dan relatif murah.[] Anto 

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top