BOGOR-KITA.com – Wali Kota Bogor Bima Arya hadir sebagai salah satu panelis dalam Silaturahmi Kebangsaan dan diskusi terbuka yang digelar oleh Dewan Harian Cabang (DHC) 45 Kota Bogor. Bima mengatakan, hari ini negara Indonesia sedang mengalami ujian yang tidak mudah. Ujian menomorsatukan persatuan dan kesatuan bangsa.
“Ujian ini dihadapkan dari masa ke masa, dari dulu hingga sekarang. Ujiannya pun sama. Mari kita belajar dari sejarah seperti yang disampaikan Bung Karno, jangan sekali kali melupakan sejarah,” ujar Bima dihadapan para peserta diskusi.
Sejarah, menurut Bima, mengajarkan kepada semua pihak betapa mahalnya menegakkan persatuan dan kesatuan. Untuk itulah, mengapa seluruh pendiri bangsa menempatkan persatuan dan kesatuan menjadi nomor satu dari semua agenda yang diperjuangkan.
“Untuk itu mengapa Bung Karno agak alergi dengan multi partai dan kalau bisa satu partai saja karena ia takut bangsa ini terpecah belah. Mengapa Bung Karno pernah mengatakan pada suatu masa bahwa yang dihadapkan generasi penerus bangsa adalah bangsa asing tetapi pada saatnya nanti yang menjadi musuh utama adalah justru bangsa sendiri,” pesan Bima.
Bima pun mengingatkan, untuk alasan yang sama mengapa Muhamad Yamin berjuang keras menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Karena beliau yakin pentingnya bahasa yang menyatukan semua. “Tidak ada sejarahnya bangsa maju ketika tidak bersatu. Tidak ada ceritanya kita sukses tanpa bersama,” ungkap Bima.
Bima bertutur, negara ini dibangun oleh para pendiri bangsa dengan darah yang berbeda-beda, tetapi mereka satu ketika berbicara tentang pentingnya Indonesia merdeka dan berdaulat. Yang luar biasa dari para pendiri bangsa adalah mereka mampu untuk berbicara mengedepankan persamaan daripada perbedaan. Mereka meninggalkan kepentingan pribadi, kelompok, partai dan bisnis hanya untuk kepentingan bersama. Mereka melihat ke depan bahwa yang diperlukan oleh bangsa ini adalah persamaan dan persatuan.
Lima sila dari Pancasila kata Bung Karno, lanjut Bima, bisa diperas menjadi tiga, nasionalisme, ketuhanan dan demokrasi. Tiga itupun kalau harus diperas menyisakan satu yaitu gotong royong. “Hari ini bangsa ini tengah diuji, ada demo dari kelompok A, dilawan demo oleh kelompok B, isunya hari ini A, besok B. Tujuannya semua baik untuk mengingatkan bahwa kita bangsa yang harus mendahulukan kebersamaan,” pesan Bima.
Untuk itu Bima mengajak bersama-sama menjaga kebersamaan. Terlebih di Kota Bogor. Tidak ada sejarahnya Kota Bogor pernah diwarnai konflik. Tidak ada dan tidak pernah akan ada ceritanya Bogor konflik. “Buat apa kita ribut bertengkar untuk masalah yang jauh. Bogor masih banyak PR-nya, masih macet, masih harus dibersihkan, masih banyak yang miskin dan masih banyak yang harus dibenahi. Lebih baik energi kita, tenaga kita, fokus kita dan niat kita satukan untuk menyelesaikan persoalan di Kota Bogor,” ingat Bima.
Bima mengingatkan, sebagai satu bangsa, pegangan Bangsa Indonesia sudah jelas yaitu Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. Untuk itu, masa depan akan gilang gemilang kalau bersama. Keberagaman adalah keniscayaan, tetapi persatuan harus terus diperjuangkan. “Kota kita, masa depan kita, ditangan kita semua,” pungkasnya. [] Admin