Hukum dan Politik

Belum Gabung Koalisi Bogor Maju, Gerindra Sedang Menguatkan Positioning Politik

Yusfitriadi / tengah

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Deklarasi Koalisi Bogor Maju oleh PAN, Partai Golkar, Partai Demokrat dan PSI Kota Bogor sebuah upaya mempertegas dan memberikan atribut nama koalisi. Karena sudah lama PAN, Demokrat dan PSI Kota Bogor menyatakan dukungannya terhadap Dedie A Rachim.

Namun hal yang memperkuat bergabungnya partai Golkar Kota Bogor. Walaupun deklarasi tersebut belum menyebutkan nama yang diusung baik untuk calon wali kota maupun calon wakil wali kota, namun publik sudah bisa membaca, deklarasi tersebut untuk mengusung Dedie A Rachim sebagai calon Wali Kota Bogor.

Koalisi Bogor Maju (KBM) tersebut dalam pengamatan saya merupakan bentuk replikasi dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada pemilihan presiden kemarin.

Tinggal pertanyaannya kemana Partai Gerindra ? Saya melihatnya partai Gerindra Kota Bogor hanya sedang menguatkan positioning saja.

Baca juga  Golkar, PAN, Demokrat, PSI Deklarasikan Koalisi Bogor Maju Untuk Pilkada 2024

Karena partai Gerindra dalam konteks Kota Bogor, tidak istimewa-istimewa amat, jumlah kursinya pun masuk ke dalam partai menengah, jika melihat figur juga tidak ada yang menonjol elektabilitasnya. Sehingga tidak ada alasan partai Gerindra untuk tidak berkoalisi dengan kekuatan politik lainnya.

Ketika melihat tiga kekuatan faksi politik di Kota Bogor, relasi paling memungkinkan adalah kepada kekuatan politik KBM tersebut.

Penguatan posisioning tersebut bisa jadi dalam rangka ingin mengambil calon wakil wali kota untuk mendampingi Dedie Rachim, agar tidak diambil oleh Partai Golkar. Atau bargaining hal yang bersifat transaksional.

Dengan dideklarasikannya KBM tersebut semakin mempertegas peta dan eskalasi politik di Kota Bogor menjelang pilkada 2024.

Baca juga  Mentan Ajak Petani Jadi Petani 4.0

Dimana peta kekuatan politiknya mengarah kepada tiga kekuatan.

Pertama, Dedie A Rachim dan KBM. Dengan bergabungnya empat partai saja sudah lebih dari cukup KBM untuk bisa mengusung calon wali kota dan wakil wali kota, terlebih jika partai Gerindra sudah bergabung.

KBM bisa mengantongi 22 kursi, lebih dari 35 persen kursi legislatif di Kota Bogor.

Kedua, Faksi Partai Pendukung Rayendra.

Walaupun belum secara terbuka deklarasi, namun informasi menyebutkan Rayendra sudah mengantongi minimal tiga partai dengan jumlah kursi sekitar 14 kursi, yakni PDIP, PKB dan PPP. Walaupun berpotensi juga partai Gerindra bergabung di situ, karena Rayendra termasuk salah satu dari lima orang yang dipanggil oleh DPD Partai Gerindra Jawa Barat.

Baca juga  Kesan Bima Usai Bicara di Asia Africa Smart City Summit

Ketiga, Faksi Politik PKS. Sama-sama kita ketahui, PKS dengan 12 kursi menjadikan satu-satunya partai politik di Kota Bogor yang bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada Kota Bogor.

Tentu saja rasional jika PKS ngotot ingin mengusung kadernya sebagai calon wali kota dan tidak mau mengusung calon wakil wali kota.

Tinggal menunggu sikap partai Nasdem kemana arah koalisinya.

Apakah akan memperkuat kekuatan KBM, kekuatan politik pengusung Rayendra atau bergabung dengan PKS.

Dengan analisis di atas, sudah semakin mengkristal siapa saja yang berpotensi besar untuk diusung sebagai calon wali kota. Tinggal menentukan siapa pendamping sebagai calon wakil walikota dari masing-masing kekuatan politik di atas. [] Yusfitriadi/ Pengamat Politik dan Kebijakan Publik

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top