Aquafest Talkshow IPB University Bahas Peningkatan Daya Saing Ekspor Ikan Hias Indonesia
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Potensi ikan hias yang mencapai 1,5 miliar ekor dapat menjadi komoditas ekspor yang menguntungkan perekonomian Indonesia. Walau demikian, peningkatan penjualan ekspor ikan hias dinilai belum cukup signifikan.
Untuk memaksimalkan potensi ekspor ikan hias, Himpunan Mahasiswa Akuakultur (Himakua) IPB University menggelar Aquafest 2021 dengan berbagai talkshow menarik. Salah satu tema yang diambil yakni Peningkatan Daya Saing Ekspor Ikan Hias, Minggu (5/9/2021).
Machmud dari Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI mengatakan bahwa ekspor ikan hias sudah termasuk ke dalam prioritas KKP tahun 2021-2024. Terobosan tersebut terkait dengan pengelolaan ikan hias air laut, budidaya dan berbasis kearifan lokal secara berkelanjutan untuk kesejahteraan. Melalui berbagai upaya meningkatkan ekspor, investasi dan kinerja usaha dilakukan dalam mengimplementasikan terobosan tersebut.
“Bila kita lihat tren dunia selama lima tahun terakhir, nilainya minus 0,2 persen per tahun. Relatif stagnan pada pasar ikan hias dunia. Tetapi kita dapat memanfaatkan peluang ekspor untuk meningkat 0,1 persen per tahun, secara tren nilainya dan pangsanya pun meningkat 6,2 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia bisa menguasai pasar ikan hias dunia,” terangnya.
Hal yang terpenting menurutnya adalah persyaratan harus dipenuhi dari mulai penangkapan hingga pemasarannya berdasarkan regulasi internasional dan nasional perdagangan ikan hias. Upaya mengembangkan ikan hias melalui budidaya menjadi solusi utama pengembangan ikan hias air tawar. Lebih lanjut diusulkan agar ikan hias mendapatkan Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai standar untuk memberikan kualitas terbaik dan jaminan pasar.
Daniel Paskalis, Owner Louis Aquamax berbagi perspektif terkait strategi ekspor bagi pemula. Ia menyebutkan pelaku usaha ikan hias harus memahami tren masing-masing wilayah dan mengenali gaya bermain dari pangsa pasar yang dimainkan.
Ia mengatakan terdapat tiga kelas ekspor, mulai dari kelas eceran, kelas kargo dan kelas ekspor mandiri.
“Jika usaha sudah besar bisa diekspor secara mandiri dengan izin dan handling hingga perpajakan diurus secara pribadi. Namun prosesnya lebih sulit dan pastinya membutuhkan modal lebih besar,” tuturnya.
Noor Achlis, SE, Dirut PT Minaku (Mina Akuatik Nusantara) menjelaskan tentang spesifikasi dan karakteristik ikan hias potensial. Menurutnya, terdapat dua ikan hias yang menjadi andalan Indonesia yakni ikan hias air laut dan air tawar. Ikan hias air laut tersebut tergolong lagi menjadi dua yakni ikan breeding dan tangkapan. Lain hal dengan ikan hias air tawar yang terbagi menjadi ikan budidaya dan endemik (yang masih tergantung musim).
“Terkait spesifikasi ikan hias, ada acuan yang perlu diperhatikan. Yang pertama ikan hias yang dilarang ekspor (Peraturan Menteri KKP No 41 Tahun 2021 ini harus menjadi acuan utama), kemudian ikan hias harus bebas penyakit sebelum pengiriman untuk diekspor. Ikan-ikan yang diekspor harus melalui proses karantina yang ketat sehingga tidak membawa bibit penyakit di negara tujuan,” imbuhnya.
Selain itu, perhatikan juga ukuran ikan hias yang dikehendaki oleh pembeli. Tingkat keseragaman warna juga perlu diperhatikan. Demikian pula dari segi keunikan terutama pada komoditas ikan koi, koki, dan cupang yang mempunyai nilai estetika.
“Ikan yang diekspor juga harus memiliki toleransi lingkungan di negara tujuan sehingga proses adaptasi dan aklimatisasi sangat penting untuk menghindari death on arrival,” tuturnya. [] Hari