Anggota Dewan PDIP Tegas Minta Bangunan – bangunan Di Puncak Dievaluasi
BOGOR-KITA.com, CISARUA – Anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Fraksi PDI Perjuangan Slamet Mulyadi mengungkapkan rasa keprihatinannya atas musibah banjir bandang di kawasan Puncak di hari kedua bulan suci Ramadhan 1446 hijriah ini.
Slamet mengatakan, banjir bandang yang terjadi di kawasan hulu tak lepas dari maraknya perusakan alam karena banyaknya bangunan wisata di kawasan perkebunan teh PTPN 1 Regional 2 Gunung Mas.
“Yang paling mencolok tak lain objek wisata yang menghabiskan lahan perkebunan teh Hibich Fantasy PT Jaswita, padahal itu jadi lahan resapan air hujan,” ujar Slamet Mulyadi kepada wartawan, Senin (3/3/2025).
Slamet yang juga warga asli kawasan Puncak menyebut kejadian banjir bandang di kawasan Puncak sebelumnya tidak pernah terjadi sesering ini.
“Dulu belum pernah terjadi banjir seperti ini, sekarang karena alam di Puncak sudah rusak, kebun teh sudah tidak lagi menyerap air hujan, dan air sekarang turun ke perkampungan yang mengakibatkan banjir ke rumah-rumah warga,” bebernya.
Ia berpendapat perlu semua pihak terutama kementerian LH, BUMN dan PTPN 1 Regional 2 untuk berkomitmen mengembalikan kawasan Puncak menjadi kawasan perkebunan, bukan kawasan hutan beton.
“Dan semua bangunan-bangunan yang sudah berdiri agar kembali dievaluasi, terutama Jaswita, bila perlu cabut izinnya,” tegas Slamet.
Sehingga, perkebunan teh kembali seperti dulu, dan perkebunan teh menjadi area serapan air hujan.
Ia juga mengaku prihatin dengan kondisi warga yang terdampak banjir bandang di awal umat muslim menjalankan ibadah puasa.
“Dimana seharusnya warga masyarakat Muslim pada umumnya sedang melakukan ibadah Puasa di bulan Ramadhan dengan tenang dan khusu,” ucapnya.
Namun pada kenyataan mereka warga terdampak harus berjibaku dengan bencana yang sedang dihadapi. [] Danu