Analisis Urgensi Penerapan Job Analysis pada Organisasi Mahasiswa di Kampus
Oleh:
Dwi Nugraha (dwingrhaadwi@apps.ipb.ac.id)
Muhammad Satibi (Muhamad08satibi@apps.ipb.ac.id)
Imantaka Brilianda (sustainable_imantaka@apps.ipb.ac.id)
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Menurut Dessler (2003) bahwa Job analysis atau analisis pekerjaan atau biasa dikenal dengan analisis jabatan adalah prosedur yang anda gunakan untuk untuk menentukan tugas, tanggung jawab dan karakteristik orang-orang yang bekerja untuk suatu posisi dalam organisasi/perusahaan.
Lalu menurut Nawawi (2005) bahwa analisis pekerjaan adalah kegiatan menghimpun dan menyusun informasi tentang tugas, jenis pekerjaan dan tanggung jawabnya yang bersifat khusus.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa analisis pekerjaan adalah kegiatan mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara menghimpun serta mengolah data dan kemudian menyajikan hasilnya berupa informasi secara sistematis, tepat, jelas untuk keperluan pengelolaan pekerjaan, tenaga kerja dan teknologi dalam organisasi.
Analisis pekerjaan perlu dilakukan agar dapat mendesain organisasi serta menetapkan uraian jabatan (job description), spesifikasi jabatan (job specification) dan evaluasi pekerjaan (job evaluation). Akan tetapi pengertian dari organisasi itu apa sih? Secara umum organisasi adalah wadah dari sekumpulan orang-orang yang bekerja sama secara rasional, sistematis, terpimpin, terencana dengan memanfaatkan sumberdaya untuk mencapai tujuan bersama. Bagaimana dengan pengertian dari organisasi kemahasiswaan?
Dikutip dari bemawa.isi.ac.id bahwa organisasi kemahasiswaan (ormawa) merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan kapasitas kemahasiswaannya berupa aspirasi, inisiasi atau gagasan-gagasan positif dan kreatif melalui berbagai kegiatan yang relevan dengan tujuan pendidikan nasional serta visi dan misi perguruan tinggi secara organisatoris. Di masa perkuliahan, organisasi tidak asing lagi di kalangan mahasiswa, bahkan berdasarkan survey membuktikan bahwa 94,6%, mahasiswa perlu mengikuti organisasi dengan tujuan untuk menggali potensi dirinya baik soft skill atau hard skills, membangun relasi dan lain sebagainya.
Menurut Sudarman (2004), organisasi mahasiswa merupakan wadah pengembangan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa di perguruan tinggi yang meliputi pengembangan penalaran, keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu sendiri. Organisasi mahasiswa memiliki tujuan untuk memfasilitasi pengembangan diri mahasiswa menuju arah perluasan wawasan dan untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi sehingga mahasiswa yang mengikuti kegiatan ormawa diharapkan dapat menanamkan sikap ilmiah, pemahaman tentang kearah profesi, dan sekaligus meningkatkan kerjasama. Namun, seringkali dijumpai bahwa keanggotaan organisasi mahasiswa tidak berjalan dengan semestinya. Data menyebutkan bahwa 25% dari total pengurus organisasi kemahasiswaan kehilangan komitmen dan engagement-nya. Hal ini disebabkan oleh salah satu faktor utama, yaitu karena sebatas kegiatan formal mengerjakan program kerja tanpa pembagian jobdesc yang sesuai.
Berdasarkan isu diatas, diperlukan solusi untuk menjawab permasalahan pekerjaan dan jabatan tersebut. Solusi yang dapat diimplementasikan adalah dengan menggunakan metode Analisis Pekerjaan dan Jabatan. Melalui metode ini, organisasi mahasiswa dituntut untuk memetakan pekerjaan (jobdesc) organisasi dan sumber daya yang tersedia sehingga tercipta pekerjaan yang fit. Hal ini merupakan urgensi bagi semua organisasi mahasiswa karena sifatnya yang sukarela (volunteering) dan tanpa kompensasi materi sehingga mampu setidaknya sedikitnya kepuasan bagi setiap pengurus.
Dalam praktisnya, implementasi dari analisis jabatan sudah sering dijumpai dalam kepengurusan organisasi-organisasi kemahasiswaan. Meskipun tidak bisa terlihat secara langsung dalam jabatan yang diisi menggunakan sistem voting atau demokrasi, akan tetapi proses menentukan kandidat yang dianggap mampu mengisi jabatan tersebut telah dilakukan menggunakan analisis jabatan. Implementasi selanjutnya ditemukan pada pemilihan anggota kepengurusan yang dipilih oleh pemimpin organisasi, tentunya tidak sembarang individu dipilih dan akan ada analisis jabatan yang terlibat didalamnya. Meskipun begitu, keseluruhan analisis jabatan yang ditemukan dalam organisasi kemahasiswaan masih belum memiliki kualitas dan struktur yang sama dengan analisis jabatan di suatu perusahaan yang bersifat profesional. Disinilah improvement bisa dilakukan untuk mendapatkan individu yang terbaik untuk setiap jabatan yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas dari organisasi kemahasiswaan di seluruh Indonesia.
Dalam rangka meningkatkan kualitas organisasi atau perusahaan pada umumnya, dan organisasi kemahasiswaan pada khususnya, implementasi dari manajemen sumber daya manusia bisa dilakukan dalam menganalisa jabatan yang tersedia. Mahasiswa akan berlomba-lomba untuk melakukan pengembangan diri, minat, dan bakat dengan mengisi jabatan yang tersedia, maka dari itu diperlukan analisis jabatan yang lebih baik secara struktural maupun prosedural agar tergambar jelas bagaimana uraian jabatan (job description), spesifikasi jabatan (job specification) dan evaluasi pekerjaan (job evaluation) dan mendapatkan right person for the right place.
Daftar Pustaka
Dessler, Gary., 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid I. Edisi 10. Penerbit PT Indeks: Jakarta.
Hanggardewa, A. A. (2018) ‘Hubungan Kohesivitas Kelompok dengan Komitmen Organisasi Pada Anggota Organisasi Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Periode 2017’, Jurnal Penelitian Psikologi, 5(3), pp. 1–5.
Institut Seni Indonesia Yogyakarta.2018.Organisasi Kemahasiswaan.[diakses 28 September 2022]. https://bamawa.isi.ac.id/kemahasiswaan/organisasi-kemahasiswaan/
Nawawi, Hadari. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia: Untuk Bisnis Yang Kompetitif.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.