Kab. Bogor

Toko-toko di Kampung Arab Cisarua Tutup, Dampak Tak Ada Wisatawan Arab

BOGOR-KITA.com, CISARUA – Aktivitas di Kampung Warung Kaleng di Desa Tugu Selatan dan Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor layaknya di Negeri Arab di saat pandemi Covid-19 belum melanda negeri ini.

Namun, tiga tahun berjalan pandemi melanda, kios-kios di wilayah itu malah memilih tutup daripada harus berjualan.

“Berjualan juga percuma, pembeli nya gak ada, kan sebagian yang kios saya jual diperuntukkan bagi wisatawan Timur Tengah, jadi gak ada turis Arab ya sepi, jadi mending tutup,” ujar salah satu pedagang yang tidak mau disebutkan namanya, Senin (21/2/2022).

Sementara, Kepala Desa Tugu Utara, Asep Ma’mun membenarkan jika sebagian toko di Warung Kaleng atau lebih dikenal Kampung Arab sengaja tidak buka. Penyebabnya tidak lain karena tidak ada kunjungan wisatawan Timur Tengah.

Baca juga  Penanganan Bencana Tebing Longsor Di Rumpin, Ini Kata BPBD Dan Dinsos Kabupaten Bogor

“Sepi, jadi memang mereka memilih tutup, tapi ada sebagian masih buka,” ujar Asep Ma’mun kepada wartawan.

Keputusan tutup diambil pedagang ini karena mereka tidak melihat akan adanya kunjungan wisatawan Timur Tengah lagi selama pandemi masih terjadi. Sementara, untuk mengubah produk yang dijual, mereka terbentur modal.

Tidak hanya itu, beberapa money changer yang biasa ramai, kini ikut tutup tidak beraktivitas.

“Apalagi tempat penukaran uang, siapa yang mau nukerin uang, mereka sudah tutup sejak lama,” ungkapnya.

Ia berharap, geliat ekonomi di desanya kembali pulih. Sebab, akibat pandemi ratusan bahkan ribuan warganya harus kehilangan mata pencaharian.

“Warga kami tuh banyak yang hidup mengandalkan dari turis Timur Tengah, ada yang jadi sopir taksi, penjaga vila, usaha penukaran uang, salon, jualan kambing, dan lainnya,” bebernya.

Baca juga  Sidang Gugatan Derden Verzet SPAM Sentul City Masuk ke Tahap Mediasi

Sebelumnya, warga Desa Tugu Utara dan Selatan banyak menikmati hasil dari kunjungan turis Arab. Bahkan, tak sedikit warga dua desa ini memiliki harta berkecukupan berkat kunjungan wisatawan tersebut.

“Sekarang mereka harus berputar otak, agar mereka bisa hidup, ada beberapa akhirnya beralih profesi,” tandasnya. [] Danu

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top