Kota Bogor

Pemkot Siapkan Jalan Alternatif Pengganti Jalan Batutulis, DPRD Tunggu Appraisal Harga Lahan

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus mempercepat penanganan pasca-longsor yang terjadi di kawasan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan.

Langkah konkret yang kini tengah disiapkan adalah pembangunan jalan baru sebagai solusi jangka panjang untuk menggantikan akses Jalan Saleh Danasasmita yang terdampak longsor beberapa waktu lalu.

Rencana pembangunan ini muncul setelah kajian teknis dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor menunjukkan bahwa kontur tanah di kawasan tersebut tergolong labil dan memiliki kerentanan tinggi terhadap pergerakan tanah.

Jalan pengganti dinilai akan memberikan akses yang lebih aman dan stabil bagi warga serta mendukung mobilitas di wilayah selatan Kota Bogor.

Ketua Fraksi Demokrat Solidaritas Indonesia (DSI) DPRD Kota Bogor, Subhan, mengatakan bahwa Wali Kota Bogor telah mengirimkan permohonan penanganan teknis bencana sejak 21 April 2025. Hasil identifikasi lapangan per 14 Juli 2025 pun memperkuat temuan bahwa kondisi tanah di lokasi longsor sangat rentan.

Baca juga  Langgar Aturan, Puluhan Sepeda Listrik di Kota Bogor Disita Polisi  

“Dari hasil analisis, kondisi tanah memang tidak stabil. Apalagi dengan kadar air yang tinggi dan potensi pelapukan. Ini juga diperkuat oleh kajian teknis dari Balai Teknik Perkeretaapian. Penanganan akan dilakukan dalam dua tahap,” ujar Subhan, Rabu (16/7/2025).

Ia menambahkan, Pemkot Bogor telah menerima rekomendasi dari Dinas Bina Marga untuk mempertimbangkan pengalihan jalur. Mengingat perbaikan langsung di lokasi longsor dinilai tidak efektif dan memiliki risiko tinggi, pembangunan jalur alternatif pun menjadi opsi utama.

“Salah satu rekomendasinya adalah alih fungsi jalur lama. Saat ini, kami sedang dalam tahap persiapan pembebasan lahan untuk membangun jalan alternatif tersebut,” jelasnya.

Namun demikian, proses penganggaran masih menjadi perhatian utama. Anggota Komisi III ini menjelaskan bahwa appraisal atau penilaian harga tanah baru akan keluar setelah Detail Engineering Design (DED) rampung, yang dijadwalkan selesai hari ini.

Baca juga  Musppanitera 2023, Jadi Momentum Perpisahan Umo Di DKN Pramuka

“Harga pasar tanah di lokasi berada di atas NJOP, yakni sekitar Rp7–8 juta per meter persegi. Karenanya, sempat dianggarkan Rp10 juta per meter untuk lahan seluas lebih dari 4.500 meter persegi,” ungkapnya.

Saat ini, terdapat dua skenario penganggaran yang tengah dikaji, yaitu sebesar Rp25 miliar dan Rp45 miliar. Namun, keputusan akhir masih menunggu hasil appraisal resmi.

“Kalau terlalu besar, khawatir overbudget. Tapi kalau terlalu kecil, bisa tidak mencukupi. Maka dari itu, kami tunggu hasil appraisal-nya agar alokasi anggarannya tepat dan akuntabel,” tutupnya. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top