Faktor Penyebab Bisul atau Abses, Begini Cara Penanganannya
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Abses, atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai bisul, adalah benjolan berisi nanah yang terbentuk akibat infeksi bakteri. Kondisi ini biasanya disertai rasa nyeri, kemerahan di sekitar benjolan, dan terasa hangat saat disentuh.
Menurut Spesialis Bedah Umum Eka Hospital Depok, dr. Andi Mulyawan, bisul merupakan salah satu bentuk abses yang terbentuk di bawah kulit. Namun, abses juga bisa terjadi di organ dalam tubuh seperti hati, paru-paru, atau bahkan otak.
“Penyebab utama abses atau bisul adalah infeksi bakteri, terutama Staphylococcus aureus. Infeksi ini bisa timbul dari luka terbuka atau lecet yang tidak dirawat dengan baik,” jelas dr. Andi, Kamis (26/6/2025).
Faktor lain yang bisa memicu munculnya bisul, kata dr. Andi adalah kebersihan kulit yang buruk, pencabutan atau pencukuran bulu yang tidak steril, serta penyakit penyerta seperti diabetes dan gangguan sistem imun. Selain itu, penyumbatan kelenjar minyak atau keringat juga dapat menyebabkan bisul.
“Beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena bisul adalah kebiasaan berkeringat berlebihan, tidak menjaga kebersihan kulit, riwayat bisul berulang, sistem imun lemah, serta kontak erat dengan penderita infeksi kulit,” ungkapnya.
Ciri-ciri bisul umumnya ditandai dengan benjolan merah yang membesar, terasa nyeri saat disentuh, hangat, dan muncul titik putih di tengah benjolan yang berisi nanah. Pada kondisi yang lebih berat, bisul juga dapat disertai demam.
“Masyarakat diimbau untuk tidak sembarangan memecahkan bisul, apalagi dengan cara memencetnya sendiri. Tindakan tersebut berisiko memperparah infeksi, menyebarkan bakteri ke jaringan sekitar, atau bahkan masuk ke aliran darah,” jelasnya.
Untuk penanganan awal, dr. Andi menyarankan untuk melakukan kompres hangat pada area bisul untuk membantu mengumpulkan nanah dan mempercepat pecahnya secara alami. Bila infeksi menyebar atau muncul lebih dari satu bisul, penggunaan antibiotik juga diperlukan.
“Jika bisul berukuran besar, keras, atau tidak kunjung pecah, dokter akan melakukan prosedur insisi dan drainase dengan cara yang steril. Setelah nanah keluar, luka harus dijaga tetap bersih dan steril hingga benar-benar sembuh,” katanya.
Untuk mencegah bisul berulang, dr. Andi mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan tubuh secara rutin, menghindari mencukur terlalu dalam di area sensitif, memakai pakaian longgar yang menyerap keringat, tidak berbagi handuk atau pakaian, serta menjaga kadar gula darah tetap stabil bagi penderita diabetes.
“Segera periksa ke dokter jika bisul tidak membaik dalam waktu 5 hingga 7 hari, muncul lebih dari satu (furunkulosis), disertai demam, terasa sangat nyeri, atau muncul di area sensitif seperti wajah, selangkangan, payudara, dan anus,” pungkasnya. [] Ricky