Kota Bogor

Klarifikasi Pemusnahan Gerobak PKL, Kasatpol PP : Penindakan Sudah Berulang Kali

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bogor, Agustian Syach, angkat bicara terkait pemusnahan gerobak milik Pedagang Kaki Lima (PKL) dalam kegiatan penertiban di kawasan Kecamatan Bogor Timur beberapa waktu lalu.

Menurut Agus, langkah tegas tersebut diambil karena para PKL yang berjualan di lokasi itu telah beberapa kali diberi peringatan namun tetap membandel.

Ia menyebut, penindakan terhadap para pedagang tersebut sudah berlangsung selama hampir dua tahun.

“Petugas kami sudah menindak mereka berulang kali. Awalnya kami sita tabung gas, kursi, dan gerobaknya. Kemudian mereka datang ke kantor, kami beri peringatan lalu kami kembalikan barangnya. Ini terjadi berulang kali selama 1,5 tahun hingga 2 tahun. Buktinya ada,” kata Agus, Rabu (21/5/2025).

Baca juga  Bima: Pemkot Perlu Dorongan Semangat Pemuda

Karena dinilai telah melampaui batas toleransi, pihaknya akhirnya memutuskan untuk memusnahkan barang-barang milik PKL dalam penertiban terbaru.

Kebijakan itu, lanjut Agus, mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2021 tentang Ketertiban Umum.

“Petugas kami berhak melakukan pemusnahan barang bukti ketika pelanggaran dilakukan berulang. Apalagi ini tidak serta-merta langsung dimusnahkan, tapi sudah berproses selama dua tahun,” jelasnya.

Agus mengungkapkan, total ada 12 gerobak yang dimusnahkan dalam penindakan tersebut. Langkah itu diklaim berhasil membuat kawasan Jalan Pajajaran lebih tertib dan nyaman bagi masyarakat.

Sebelumnya, Komisi I DPRD Kota Bogor menyoroti Satpol-PP Kota Bogor yang penghancuran gerobak milik Pedagang Kaki Lima (PKL) saat melakukan penertiban di Kecamatan Bogor Timur.

Baca juga  Jembatan Otista Bakal Diresmikan 8 Desember

Anggota Komisi I DPRD Kota Bogor Banu Lesmana Bagaskara menilai tindakan yang dilakukan oleh Satpol-PP Kota Bogor tidak jauh berbeda dengan kelakuan ‘preman’ yang bertindak semena-mena.

“Kondisi ekonomi masyarakat saat ini sulit, negara pun belum mampu menjamin ketersediaan lapangan pekerjaan. Seharusnya pemerintah membina warga yang berusaha bertahan hidup, bukan malah memusnahkan alat usahanya dan ini menunjukkan mental premanisme yang tidak baik,” ucap Banu. [] Ricky

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top