BOGOR-KITA.com, DRAMAGA – Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi andalan sebagai penyangga sistem perekonomian nasional dalam menghadapi resesi. Masalahnya UMKM juga terdampak covid-19, dan saat ini Indonesia dilanda resesi ekonomi.
Bagaimana agar UMKM siap menghadapi resesi?
Dosen IPB University dari Program Studi Agribisnis, Sekolah Vokasi, Khoirul Aziz Husyairi, SE, MSi mengatakan, agar UMKM siap dalam menghadapi kndisi resesi adalah dengan memperhatikan kondisi keuangan terutama terkait dengan ketersediaan uang tunai. Rencana untuk investasi sebaiknya dialokasikan sebagai dana cadangan untuk antisipasi penambahan modal kerja sewaktu-waktu.
“Pelaku UMKM harus bersiap untuk melakukan perubahan usaha dengan melakukan berbagai inovasi agar tetap mampu melayani pelanggan, menyesuaikan dengan kondisi yang ada. Resesi yang terjadi saat ini diakibatkan karena adanya pandemi COVID-19, sehingga aktivitas menjadi terbatas karena adanya berbagai kebijakan pemerintah seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), aturan untuk menjaga jarak, maupun pembatasan jam operasional. Migrasi ke usaha berbasis digital dapat dilakukan untuk menjaga agar usaha tetap berjalan,” katanya dalam rilis dari IPB University kepada BOGOR-KITA.com, Selasa (13/10/2020).
Ia menambahkan, agar UMKM mampu bertahan dalam menghadapi resesi ekonomi, setidaknya adalah dengan menjaga arus kas tetap positif. Bagimanapun juga, arus kas/uang tunai merupakan nafas dari usaha. Cara menjaga agar arus kas tetap positif adalah dengan memaksimalkan penjualan dan menjaga pengeluaran terutama biaya produksi seefisien mungkin. Dengan biaya produksi yang efisien, maka harga produk yang dihasilkan tetap terjangkau oleh konsumen.
Khoirul Aziz memberikan 6 tips lain yang harus disiapkan UMKM dalam menghadapi resesi ini.
Pertama fokus tetap melayani pelanggan dengan baik. Kondisi resesi dimana sangat mungkin terjadi penurunan daya beli membuat UMKM harus jeli untuk mempertahankan konsumen yang ada. Jangan mengecewakan konsumen dengan menurunkan kualitas produk yang dihasilkan akibat keterbatasan sumberdaya. Lakukan komunikasi yang baik dengan pelanggan jika akan melakukan perubahan pada produk yang dihasilkan.
Kedua, ubah target usaha dari marjin yang tinggi ke volume penjualan yang tinggi. Mampu bertahan saja sudah baik dalam kondisi ini. Harapannya walaupun laba “tipis”, tapi usaha dapat bertahan dengan volume penjualan yang meningkat.
Ketiga melakukan efisiensi terhadap pengeluaran. Hal ini bisa dilakukan dengan mengubah kemasan produk, melakukan inovasi penjualan (bisa dengan bekerjasama dengan penyedia jasa online) sehingga tidak perlu sewa tempat. Kurangi juga pengeluaran yang bertujuan untuk promosi. Gunakan media-media promosi yang tanpa berbayar. Bisa memaksimalkan penggunaan media sosial untuk menunjang kegiatan promosi.
Keempat, memperkuat hubungan baik dengan pemasok. Dengan adanya hubungan yang baik dengan pemasok, maka UMKM tidak perlu melakukan stok persediaan terlalu banyak, sehingga biaya-biaya yang terkait dengan persediaan bisa ditekan.
Kelima, jangan abaikan karyawan, karena bagaimanapun karyawan merupakan salah satu bagian yang penting dalam usaha. Bangun komunikasi yang baik dengan karyawan, sehingga para karyawan juga mengetahui kondisi perusahaan.
Keenam, hindari penarikan pinjaman untuk menutupi modal kerja. Jika masih memungkinkan, maka carilah investor yang bisa bantu dengan skema bagi hasil. Tetapi jika sulit, alternatif lain dengan menjual barang inventaris yang tidak terkait langsung dengan usaha untuk mencukupi kebutuhan modal kerja.
Harapan ke depan bagi UMKM dalam menghadapi resesi adalah adanya stimulus bantuan pemerintah untuk UMKM yang memiliki pinjaman ke bank. Baik dengan restrukturisasi pinjaman maupun dengan pengurangan bunga pinjaman. Adanya program pemberian bantuan modal kerja ini membuat usaha yang dilakukan tetap dapat bertahan.
“Kerjasama antara pemerintah, dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi, maupun dengan kelembagaan lain juga diperlukan untuk membantu UMKM migrasi ke usaha berbasis digital. Kerjasama ini bisa diwujudkan dengan pelatihan maupun pendampingan usaha, sehingga UMKM dapat terus menjaga keberlangsungan pasarnya,” ujarnya. [] Admin