Summer Course FPIK IPB University Diikuti 145 Peserta dari Berbagai Negara di Asia Pasifik
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University menggelar kegiatan The 3rd Summer Course 2021 on Seafood Sustainability and Safety in Asia Pasific, Rabu (30/6/2021). Summer Course kali ini fokus pada kualitas dan keamanan pada produk hasil perikanan.
Summer Course ini dibagi menjadi 14 kuliah umum selama dua minggu. Ada lima sub tema yang diambil yakni Ensuring Authenticity of Our Seafood, Biotechnology to Assure Quality and Safety of Seafood, Traditional Seafood Processing, Seafood Processing by Product, dan Ensuring Sustainable and Safe Seafood Products in Asia Pacific. Kegiatan tersebut diikuti oleh 145 peserta dari berbagai negara di Asia Pasifik.
Dr Fredinan Yulianda, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University dalam sambutannya mengatakan bahwa FPIK ingin selalu terdepan dalam riset. FPIK IPB University juga mendorong perekonomian bangsa dengan pengelolaan sumber daya perairan yang baik. Tidak hanya aspek berkelanjutan dari perikanan, namun aspek keamanan merupakan faktor yang penting untuk menjamin kebutuhan hidup manusia.
“Dengan teknologi perairan dan praktik akuakultur yang berkelanjutan diharapkan dapat memenuhi aspek keberlanjutan dari spesies-spesies ikan. Ini sesuai dengan mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa sektor pertanian dan perikanan menjadi tonggak untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia,” ungkapnya.
Syamsul Arifin, Alumnus IPB University yang kini bekerja sebagai Country Coordinator di Best Aquaculture Practices (BAP) berbagi pengalaman dan pengetahuan akan perikanan yang berkelanjutan. Ia menjelaskan bahwa istilah keberlanjutan dalam perikanan memiliki arti bahwa stok ikan selalu terjaga serta proses pengelolaannya memiliki sedikit dampak terhadap lingkungan. Sistem pengelolaannya memperhatikan kelangsungan hábitat sehingga keutuhan pangan dari laut tetap terjaga.
“Isu perikanan saat ini tidak hanya berputar pada lingkungan, namun juga sosial. Seperti aspek legalitas dan hak-hak buruh. Dalam mengelola hasil perikanan juga memerlukan sistem yang dapat menjamin ketertelusuran hasil tangkap. Sehingga di samping keamanannya terjaga, aspek legalitasnya pun tidak perlu dipertanyakan kembali,” ujar alumnus dari Departemen Teknologi Hasil Perairan FPIK IPB University ini.
Cara menjamin keamanan dan keberlanjutan hasil perikanan dapat dirujuk berdasarkan The Seafood Recommendation dari lembaga Internasional Seafood Watch Program. Penilaiannya didasarkan pada penempatan hasil perikanan ke dalam empat kategori. Empat kategori tersebut yakni best choice, eco certified, good altenative, dan avoid.
Nantinya masyarakat dapat memilih produk hasil laut berdasarkan label sertifikasi berkelanjutan yang tertera pada kemasan. Adapun perolehan sertifikasi tersesut didapatkan dari lembaga sertifikasi ketiga seperti BAP. Ia menambahkan bahwa sustainable fisheries certification program diterapkan pada empat sumber yakni tempat penetasan, pabrik pakan, peternakan dan prosesor.
“Selain itu perikanan yang berkelanjutan juga perlu memenuhi empat pilar yakni tanggung jawab lingkungan, akuntabilitas sosial, keamanan pangan, serta kesehatan dan kesejahteraan hewan,” pungkasnya. [] Hari