Nasional

Rasa Rindu Indonesia, Terobati Kehadiran Dai Ambassador Dompet Dhuafa di Suriname

BOGOR-KITA.com, SURINAME– Suriname merupakan negara bekas jajahan Belanda yang terletak di Benua Amerika Selatan. Meski secara geografis Suriname berada jauh dari Tanah Air, namun ia tampak seperti dekat. Mengapa? Karena Suku Jawa cukup mendominasi di sana. Total ada sebanyak 15 persen warga Suriname atau sekitar 590.855 jiwa yang beretnis Jawa.

Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa) dengan komitmen melayani dengan hati, kembali mengirimkan dai yang kompeten untuk berdakwah di sana selama bulan Ramadan 1445 H. Ia adalah Ustaz Ach Fauzi, asli kelahiran Wonosobo, Jawa Tengah. Ustaz Ach Fauzi dipilih karena memiliki bahasa ibu yang tentunya tidak begitu berbeda dengan bahasa keseharian masyarakat Suriname, yakni Bahasa Jawa.

Ikhtiar melayani mereka yang membutuhkan dan juga mempertahankan serta membangun kemitraan di Suriname menjadi tujuan dari Dompet Dhuafa dalam mengirimkan dai ke sana. Dengan perjalanan yang tidak sebentar, Dai Ambassador Dompet Dhuafa sampai di Bumi Suriname dengan kehangatan hati dan penuh rasa syukur.

Baca juga  Leani Ratri Oktila/Hary Susanto Persembahkan Emas Kedua untuk Indonesia di Paralimpiade Tokyo

Kegiatan selama di Suriname pun dirasakan Ustaz Ach Fauzi tak jauh berbeda dengan kebanyakan dai, yaitu melayani konsultasi keagamaan, silaturahmi dengan tokoh masyarakat, sampai dengan menunaikan kultum dan menjadi imam salat. Bahkan, Ustaz Ach Fauzi juga mendapat sambutan hangat dari Duta Besar Republik Indonesia di Paramaribo Republik Suriname, Julang Pujianto.

Semua upaya ini dilakukan demi dakwah Ziswaf yang terus menggelora hingga ke negeri Suriname. Ini juga menjadikan komitmen Cordofa untuk terus bermanfaat bagi saudara-saudara seiman yang berada jauh di sana. Semoga ikhtiar kebaikan kita dalam mengemban amanah selalu dimudahkan oleh Allah Swt.

Sebagai Dai Ambassador Dompet Dhuafa, ini adalah pengalaman perdana bagi Achmad Fauzi menjalankan Ramadan di negeri orang. Suriname menjadi negara tujuan Achmad Fauzi dalam mengemban tugas berdakwah ini. Kajian-kajian selepas salat wajib menjadi menu keseharian dakwahnya di Masjid Al Furqon Saramacca, Suriname.

Baca juga  Instruksi Presiden Terkait Kesiagaan Hadapi Bencana

Ustaz Achmad Fauzi mengungkapkan bahwa kajian hari ini, Selasa (12/3/2024), adalah sesuatu yang luar biasa baginya. Sebab, ada enam jemaah putra dan putri yang antusias mengikuti kajian bakda Zuhur dan Asar yang diberikan olehnya hari itu. Mengapa luar biasa? Sebab sehari-hari kajian di Masjid Al Furqon Suriname hanya diikuti oleh satu atau dua jemaah saja.

“Alhamdulillah jumlah jemaah sudah semakin meningkat. Semoga bisa terus istikamah para jemaah Masjid Al Furqon. Kali ini saya menyampaikan kajian bertemakan menjaga kebersihan (kesucian) ketika kita menghadap kepada Allah Swt pada taklim bakda Zuhur. Kemudian selepas Asar tema kajian arkaanul wudhu beserta cara mempratikkannya. Karena masih belum banyak yang paham terkait arkaanul wudhu tersebut,” jelas Ustaz Achmad Fauzi melalui pesan singkat.

Baca juga  Prepare Your Ramadan Journey, Dompet Dhuafa Paparkan Agenda Ramadan Hingga Bantuan Palestina

Selain menggelar kajian di masjid, Ustaz Ach Fauzi juga terlibat langsung dalam kegiatan sosial masyarakat di Saramacca, Suriname. Karena di awal kedatangannya, ia langsung menghadiri upacara pemakaman warga muslim setempat dan bersosialisasi dengan tokoh, serta pemuka di wilayah tersebut.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top