Kota Bogor

Petakan Masalah Pelayanan Masyarakat, Komisi IV Rapat Terbuka Dengan Kasi Kemas se-Kota Bogor

Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Lusiana Nurissiyadah memberikan komentar terkait persoalan yang ada.

BOGOR-KITA.com, BOGOR – Komisi IV DPRD Kota Bogor, mengumpulkan seluruh Kepala Seksi (Kasi) Kesejahteraan Masyarakat (Kemas) tingkat kecamatan dan kelurahan se-Kota Bogor, Senin (9/1/2023). Tujuan dikumpulkannya seluruh ujung tombak penyaluran bantuan untuk warga tersebut, untuk memetakan masalah yang kerap dihadapi para petugas.

Berdasarkan hasil rapat, Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri, menyimpulkan terdapat tiga dinas teknis penyalur program bantuan yang perlu disinergikan. Yakni, Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) terkait bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Dinas Sosial (Dinsos) terkait bantuan sosial dan Dinas Kesehatan (Dinkes) terkait BPJS PBI-APBD Kota Bogor.

Untuk masalah terkait RTLH, dijelaskan oleh pria yang akrab disapa Gus M ini tidak adanya kordinasi antara Disperumkim Kota Bogor dengan Kementerian PUPR terkait penyaluran bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) dan RTLH di Kota Bogor.

“Banyak kasi Kemas yang mengungkapkan tidak adanya informasi ke mereka, siapa saja yang menerima bantuan BSPS ini. Sehingga, sering ditemui warga yang sudah mendapatkan BSPS juga terdaftar sebagai penerima bantuan RTLH. Ini perlu diperbaiki,” jelasnya.

Baca juga  PSI Desak Usut Ambruknya Plafon DPRD Kota Bogor

Tak hanya itu, keterbuaruan tata cara penggunaan aplikasi Sistem Administrasi Hibah Bansos Terpadu (Sahabat) juga perlu diedukasikan kepada masyarakat. Sebab, berdasarkan peraturan walikota (Perwali) yang baru kini hanya operator di kelurahan saja yang bisa menjalankan aplikasi Sahabat.

Kasi Kemas Kelurahan Batu Tulis menyampaikan keluhan yang dihadapi di lapangan kepada Komisi IV DPRD Kota Bogor

Hal ini menjadi penting, mengingat pada 2023 ini akan ada bantuan RTLH untuk 5.000 rumah, sedangkan antrean yang sudah masuk kedalam aplikasi Sahabat mencapat 37 ribu pengajuan. Sedangkan mulai Januari hingga Maret, penginputan pengajuan masih bisa dilakukan oleh warga.

“Sehingga perlu adanya edukasi kepada warga terkait pengecekan pengajuan bantuan RTLH bisa langsung datang ke kelurahan dan operator yang di kelurahan juga perlu memberikan pelayanan terbaik kepada warga yang ingin melakukan pengecekan. Agar tidak ada salah persepsi dalam hal pelayanan,” kata Gus M.

Wakil Ketua III DPRD Kota Bogor, M. Rusli Prihatevy, Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Lusiana Nurissiyadah dan Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri sedang mendengarkan keluhan dari Kasi Kemas se-Kota Bogor

Di lokasi yang sama, Wakil Ketua III DPRD Kota Bogor, M. Rusli Prihatevy yang juga menjabat sebagai koordinator Komisi IV DPRD Kota Bogor, menjelaskan masalah dari hal penyaluran bantuan sosial yang berada di Dinsos Kota Bogor.

Baca juga  Peradi Siap Berkolaborasi Dengan DPRD Kota Bogor

Banyaknya jenis bantuan yang disalurkan di Kota Bogor, membuat perlu adanya sinergi antara Dinsos Kota Bogor, Dinsos Provinsi Jawa Barat dan Kemensos. Karena, menurut Rusli, banyak ditemukan kasus dimana salah satu warga menerima banyak sekali bantuan.

“Penyaluran yang mendadak dan ketidaktepatan dalam penyaluran akan kami bahas lebih lanjut dengan dinas terkait dan nantinya akan komunikasikan juga dengan instansi vertikal lainnya,” ujar Rusli.

Terakhir, dari persoalan kesehatan, Rusli mengimbau kepada warga Kota Bogor, yang merasa BPJS PBI-APBD nya tidak aktif, bisa langsung datang ke kelurahan untuk diaktivasi kembali, sebelum masuk ke rumah sakit.

Hal ini bertujuan agar tidak ada kendala yang dihadapi oleh masyarakat saat akan melakukan pengobatan.

Baca juga  Charity Night Festival Sekolah Alam Bantu Korban Bencana

“Jadi warga silahkan melapor dulu, nanti kasi kemas akan membantu,” tutup Rusli.

Sebagai penutup rapat, Gus M menilai Kasi Kemas yang kini dinilai sebagai ujung tombak dalam hal pelayanan, Komisi IV DPRD Kota Bogor pun berencana untuk mendorong Pemerintah Kota Bogor untuk bisa memberikan honor kepada para operator aplikasi Sahabat.

“Kami juga mendorong, agar kinerja operator aplikasi Sahabat ini bisa diapresiasi dengan adanya honor. Sehingga, kami akan memperjuangkan itu melalui Badan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Bogor,” ungkap Gus M.

Lebih lanjut, ia pun mengungkapkan perlu adanya peningkatan dalam segi sarana prasarana penunjang untuk sektor keseahatan, yakni penambahan Posyandu. Gus M menilai perlu adanya pembangunan Posyandu baru guna memberikan pemerataan pelayanan kesehatan. Di samping perlu ditunjangnya program produk makanan tambahan (PMT) agar balita di Kota Bogor terbebas dari stunting.

“Jadi kapasitas SDM dan sarpras yang mendukung perlu ditingkatkan, sehingga persoalan klasik dalam hal pelayanan tidak lagi terjadi,” tutup Gus M. [] Hari/Adv

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top