Biuma Arya berpakaian tradisional Sunda
BOGOR-KITA.com – Wakil Walikota Bogor, Usmar Hariman melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengecek kepatuhan para pegawai negeri sipil (PNS) menggunakan pakaian kampret, kebaya serta totopong, terutama pada dinas pelayanan di antaranya Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bogor, Puskesmas Tanah Sareal, dan Kelurahan Kedungbadak, Rabu (5/10).
Dari hasil sidak ditemukan tak semua PNS menggunakan baju kampret dan kebaya. Namun, karena program Rebu Nyunda itu masih dalam tahap sosialisasi, diberikan dispensasi. Namun, ke depannya akan diwajibkan bagi semua PNS untuk menggunakan pakaian tersebut.
“Tidak masalah bila ada yang belum menggunakan pakaian tradisional Sunda itu, karena masih dalam tahap sosialisasi. Namun diharapkan, ke depan bisa dipatuhi oleh seluruh pegawai,” kata Usmar.
Usmar juga melakukan sidak ke Puskesmas Tanah Sareal dan Kelurahan Kedungbadak. “Insya Allah sudah ada perwakilan yang menggunakan pakaian Sunda meski belum menyeluruh,” imbuhnya.
Usmar menuturkan, bagi masyarakat lain tak ada kewajiban menggunakan kampret. “Masyarakat yang tidak menggunakan tak ada sanksi karena ini persoalan budaya. Kalau masyarakat mendukung maka mereka akan positif. Kalau tidak menggunakan diusahakan untuk mengikuti, sesuai surat edaran Walikota yang akan keluarkan. Namun surat edaran itu tidak berisi kewajiban menggunakan pakaian Sunda, melainkan meningkatkan dan melestarikan adat sunda, seperti bahasa, pakaian,” imbuhnya
Sementara itu, Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bogor, Daud Nedo Darenoh mengatakan untuk seluruh karyawan memang sudah diimbau untuk menggunakan baju kampret dan kebaya serta totopong. “hari ini adalah hari pertama dipakai karena hari ini launching Rebu Nyunda,” terangnya.
Walikota Bogor Bima Arya sendiri, bersama staf di ruang walikota tampak menggunakan baju kampret.[] Harian PAKAR/Admin