Laksa Bogor Kang Dadi Kolaborasi Bersama Tim Project Capstone Sociotechnopreneur IPB
BOGOR-KITA.com, BOGOR – Usaha Mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berperan penting dalam pengembangan ekonomi lokal. Salah satu UMKM yang terkenal di Bogor adalah UMKM Laksa Bogor Kang Dadi yang telah menjadi bagian dari kuliner lokal Kota Bogor.
Usaha ini didirikan sejak Bulan April 2018 oleh Bapak Dadi Muhamad Hasan Basri, S. Pd., M. Sn. Menu yang menjadi andalan UMKM ini adalah laksa. Laksa yang dijual oleh UMKM Laksa Bogor Kang Dadi memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan laksa lainnya. Adapun hal yang membedakan terletak pada kuahnya, dimana kuah celup terpisah dengan kuah yang disajikan pada laksa sehingga rasa yang dihasilkan lebih otentik dan higienis.
Kelezatan Laksa Bogor Kang Dadi tidak hanya berasal dari resep rahasia, “Bahan yang saya gunakan untuk membuat laksa bogor ini tidak menggunakan MSG dan sangat saya perhatikan kebersihannya untuk menjaga kepercayaan para pelanggan”, ujar Dadi menegaskan kualitas bahan laksa bogor dalam kegiatan presentasi proposal pada Sabtu (9/9/2023).
Selain itu, UMKM Laksa Bogor Kang Dadi juga telah menerapkan metode green marketing atau pemasaran hijau demi mendukung program keberlanjutan dan peduli lingkungan. Hal tersebut itu dilakukan dengan mendaur ulang sampah sisa produksi menjadi cairan eco-enzyme yang nantinya dapat digunakan sebagai cairan pembersih maupun pupuk tanaman yang ada di sekitar UMKM. Dengan perawatan dan pemupukan yang optimal, tanaman akan tumbuh dan membantu proses penyerapan karbon di sekitar UMKM ini. Namun, masih terdapat beberapa permasalahan yang menghambat perkembangan UMKM Laksa Bogor Kang Dadi, salah satunya adalah belum maksimalnya strategi pemasaran.
Potensi besar yang dimiliki UMKM Laksa Bogor Kang Dadi mendorong tim project capstone sociotechnopreneur IPB untuk melakukan kolaborasi pada aspek pengembangan pemasaran produk baik secara offline maupun online dalam memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan penjualan. Kolaborasi dilakukan dengan berdiskusi langsung bersama Dadi selaku owner.
Pengembangan pemasaran dilakukan dengan melakukan beberapa tahap diantaranya yaitu proses riset pasar, penentuan strategi, pembuatan konten media sosial, pembentukan akun TikTok, dan pendaftaran iklan. Selain itu strategi pemasaran secara offline juga diterapkan dengan pemasangan poster pemasaran di UMKM, bekerja sama dengan mitra lokal, dan berpartisipasi di beberapa acara lokal seperti expo maupun bazar UMKM.
“Dengan melakukan riset pasar dapat menjadi langkah awal kita untuk dapat memahami lebih baik lagi terhadap kebutuhan konsumen”, ungkap Nadila Nur’Aeni selaku anggota dari tim project capstone sociotechnopreneur. Selanjutnya, berdasarkan data yang diperoleh melalui riset pasar dapat membantu dalam penyusunan strategi pemasaran seperti penentuan konsep konten media sosial yang sesuai dengan target pasar yang dituju. Pengunggahan konten di media sosial dengan konsisten, meningkatkan algoritma yang kuat sehingga tidak dapat dipungkiri mulai banyak pengunjung yang mengetahui Laksa Bogor Kang Dadi melalui media sosial.
Kolaborasi terhadap mitra UMKM dan juga aktif dalam beberapa kegiatan expo/bazar juga membantu meningkatkan strategi pemasaran secara offline. Melalui acara tersebut dapat membangun koneksi langsung dengan dengan pelanggan sekaligus meningkatkan eksposur terhadap merek. Melalui implementasi strategi pemasaran yang telah disebutkan, UMKM Laksa Bogor Kang Dadi berhasil mengalami peningkatan signifikan dalam penjualan dan eksposur merek. Namun, hal ini juga memerlukan evaluasi secara berkala untuk menjaga kinerja dalam meningkatkan strategi pemasaran yang ada.
Kerjasama antara UMKM Laksa Bogor Kang Dadi dan tim project capstone sociotechnopreneur IPB menjadi contoh nyata bagaimana inovasi dalam pemasaran dapat membawa dampak positif bagi bisnis lokal. Dengan menggabungkan strategi online dan offline secara sinergis, UMKM dapat mencapai tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.