BOGOR-KITA.com, BOGOR – Imbauan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil yang mendorong masyarakat kelas menengah rajin belanja, dinilai sebagai keterbukaan yang jujur.
“Menurut saya imbauan itu merupakan suatu keterbukaan dan keterusterangan yang sangat jujur,” kata pengamat kebijakan publik, yang juga mantan peneliti di LP3ES Rahadi Teguh Wiratama, saat dimintai komentarnya terkait imbauan Ridwan Kamil, Jumat (30/10/2020) pagi.
Imbauan kepada kelas menengah itu sendiri dikemukakan Ridwan Kamil dalam konferensi pers usai memimpin rapat mingguan Komite Kebijakan di Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (26/10/2020), seperti diberitakan jabarprov.go.id.
“Ini tidak bermaksud pemborosan, tapi ini adalah untuk menolong UMKM yang hampir mati dan agar tidak terjadi krisis ekonomi berkepanjangan,” ujar Ridwan Kamil memberi alasan.
Rahadi mengatakan, kelas menengah, memang merupakan kata kunci cepat tidaknya ekonomi Indonesia berputar.
Bank Dunia, pada Januari 2020 membuat laporan tentang kelompok ekonomi masyarakat Indonesia yang terbagi dalam 5 kelas ekonomi, yakni,
-Miskin 11 persen
-Rentan miskin 24 persen
-Menuju menengah 44,5 persen
-Menengah 20 persen
-Atas 0,5 persen
Rahadi mengemukaan, secara umum kelas miskin dan rentan miskin merupakan kelas masyarakat yang terdampak covid-19. Kelas ini, bukan lagi hanya tidak memiliki daya beli, tetapi banyak yang harus ditopang dengan bantuan sosial.
Sementara kelas ekonomi atas dinilai sebagai kelas masyarakat yang orientasinya bukan lagi belanja.
“Yang diharapkan adalah kelas menengah yang pasti memiliki uang atau tabungan. Belanja kelas menengah diperkirakan mencapai 60 persen dari seluruh permintaan akan barang dan jasa di Indonesia,” kata Rahadi seraya menambahkan bahwa, jika kelas menengah tidak rajin belanja, maka roda ekonomi akan mengalami kesulitan berputar, karena kelangkaan permintaan.
Selama covid-19, kata Rahadi, kelas menengah cenderung menahan berbelanja, selain karena menghindari tertular covid-19, juga karena pembatasan-pembatasan selama covid-19.
Vaksin sebentar lagi hadir. Kehadiran vaksin ini, kata Rahadi, sepatutnya direspon secara dini oleh para pengambil kebijakan di pemerintahan untuk merencanakan suatu yang menarik bagi kelas menengah.
“Daerah yang memiliki objek wisata bagus, saatnya berbenah lebih dini menyongsong kelas menengah yang kini diyakini sudah haus plesiran,” kata Rahadi yang juga aktivis relawan Jokowi yang tergabung dalam Almisbat.
Rahadi mengingatkan, bahwa kelas menengah pada umumnya sangat berhati-hati. Walaupun sudah ada vaksin, mereka cenderung menunggu perkembangannya sampai merasa pasti vaksin betul-betul menyelesaikan masalah covid-19.
“Oleh sebab itu, objek wisata dan perangkat pendukungnya seperti hotel, resto dan produk oleh-oleh, harus dipastikan masih menjalankan protokol kesehatan dengan ketat,” kata Rahadi. [] Admin