Kab. Bogor

Ibu-Ibu Kampung Siang Ganjor Kabupaten Bogor Jago Anyam Tikar Pandan

BOGOR-KITA.com – Kampung Siang Ganjor, Kabupaten Bogor. Nama kampung ini tidak populer. Lain halnya dengan nama Desa Ciaruten Udik tempat situs batu Tulis Mulawarman, salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi warga utamanya anak anak sekolah dan ahli kepurbakalaan.

Tak ada ingar-bingar atau keramaian di kampung ini. Namun, jangan dikira warga diam menunggu jatuhnya rezeki dari langit, tidak.

Dalam diam, masayarakat khususnya ibu-ibu di kampung ini sibuk berkarya sesuai keterampilan. Yakni keterampilan menganyam tikar, sebuah keteramplan yang sudah diperoleh secara turun temurun.

Mereka tidak perlu repot membeli bahan baku, karena di kampung itu banyak terdapat daun pandan. Daun pandan itu-lah yang diolah menjadi tikar dan aneka produk cantik dan indah.

Baca juga  Awasi Anggaran, DPMD Kabupaten Bogor Bikin Aplikasi Samisade

Hampir semua ibu rumah tangga di kampung tersebut memiliki keterampilan membuat tikar pandan.

“Hanya yang memiliki anak kecil (bayi, Red) saja yang tak membuat tikar,“ ujar Wiwin Yaswinah (35) salah seorang pengrajin tikar dengan logat sunda yang kental, Rabu (3/7/2019).

Wiwin mengakui, pihaknya memang kesulitan memasarkan produk tiker yang mereka olah.  Namun, ia menegaskan, ia bersama ibu rumah tangga lainnya tak kenal berhenti. Ibu-ibu terus menganyam setiap harinya.

Satu helai tikar dengan ukuran 3 x 3 meter dikerjakan dalam waktu satu minggu. Ini tidak termasuk proses memperkecil daun pandan dan menjemur yang menyita waktu sampai sehari.

Tikar hasil produksi mereka dipasarkan oleh penjaja keliling. Biasanya, bagian pemasaran ini masih karib-kerabat mereka sendiri. Harga tikar ditentukan berdasarkan besar kecilnya. Tikar berukuran kecil dijual dengan harga Rp60.000 dan tikar yang lebih besar dijual dengan harga Rp70.000.

Baca juga  Real Count KPU 65,60 Persen, Ini 9 Caleg DPR RI Dapil Jabar V Lolos Senayan, 3 Incumbent Tergeser

Dulu, untuk menuju ke Kampung Siang Ganjor, Desa Cidokom ini, cukup sulit, karena harus menyebrangi Sungai Cisadane dengan menumpang rakit. Setelah dibangun jembatan yang terhubung dengan Desa Ciaruten Udik, Kecamatan Cibungbulang, desa pengrajin tikar pandan ini sudah terbuka dan mudah dijangkau. [] Admin/Pkr

1 Comment

1 Comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top