BOGOR-KITA.com – Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil akan segera mengumpulkan para kepala daerah terkait dengan proyek pembangunan Jalan Tol Bandung Banjar (Gedebage-Majalaya-Garut-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar). Hal itu guna menjelaskan kepada para kepala daerah terkait lokasi yang akan dilintasi jalan tol yang beken disebut Cigatas itu.
“Minggu depan saya akan rapat dengan kepala daerah, mereka menyampaikan kekhawatiran soal rencana pembangunan ini, terkait dengan penetapan lokasinya,” kata Ridwan pada media visitnya ke Redaksi Pikiran Rakyat, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Kamis (1/8/2019).
Menurut dia, bisa saja nanti pada pembangunan jalan tol sepanjang 184 km itu akan memiliki exit tol di masing-masing daerah. Misalnya di Garut, Tasikmalaya maupun Ciamis meski pintu tol tersebut tidak langsung mendekati pusat kota.
“Proses rencana pembangunan itu masih berjalan, minggu depan akan saya update (melalui pertemuan dengan kepala daerah),” kata dia.
Ridwan pun akan memperbaharui informasi mengenai lelang investasi, lokasi dan rutenya. Meski demikian, Ridwan mengingatkan terkait dengan lokasi nanti pihaknya akan berhati-hati karena dikhawatirkan akan ada spekulan tanah.
“Masalah pembangunan di Indonesia ini kebanyakan terhambat oleh masalah lahan,” kata dia.
Sebelumnya, Rute rencana jalan tol Bandung-Banjar yang lebih dikenal dengan CIgatas kemungkinan akan berubah. Penggagas tol sepanjang 184 km tersebut saat ini tengah mengkaji ulang rute jalan tol tersebut terutama di titik wilayah Garut untuk segera bisa kembali ditenderkan oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
Direktur PT Jasa Sarana Dyah SH Wahjusari mengatakan, proyek yang dicetuskan oleh PT Jasa Marga, PT PP, PT DMT dan PT Jasa Sarana tersebut harus dikaji ulang atas dasar permintaan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Adapun titik yang menjadi perhatian pemerintah pusat yaitu yang ke arah selatan, rute Garut.
“Awalnya akan melintasi Garut bagian tengah, namun pemerintah berharap tol ini bisa mengakomodasi kegiatan di Garut bagian selatan yang masih minim akses tol. Jadi kita coba review kajian lagi. Insyallah akhir tahun ini bisa ditenderkan lagi,” ujarnya kepada wartawan di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (16/7/2019).
Dengan adanya permintaan tersebut, kata Dyah, pihaknya harus kembali memperbaharui pengajuan penentuan lokasi ke Kementerian. Selain itu, pihaknya pun mengakui perubahan tersebut cukup menantang karena kondisi geografis Garut bagian tengah seperti lokasinya yang agak berlembah, dan pegunungan. Dengan mengambil rute ke tengah maka tol tersebut nantinya akan langsung melewati Pusat Kota Garut, termasuk menambah panjang ruas tol tersebut.
“Mungkin alternatifnya kalau tidak memungkinkan ke tengah, nanti ada akses Jalan. Tapi kita akan kaji lagi lah. Kita lagi review untuk mengakomodir keinginan pemerintah pusat dan daerah. Nanti kita akan ajukan lagi ke PUPR,” tuturnya. Setelah kajian beres pihaknya memastikan akan kembali mengajukan penentuan lokasi pada pihak pemerintah.
Menurut Dyah, dengan adanya perubahan rute tersebut, tender kemungkinan baru bisa digelar akhir 2019 ini, sedangkan fisik diprediksi bisa dilaksanakan pada pertengahan 2020. []Admin/Humas Pemdaprov Jabar