Dompet Dhuafa Gelar Waqf Invest Talk: Manfaat Abadi dengan Investasi dan Berbagi
BOGOR-KITA.com, JAKARTA – Wakaf sebelumnya identik sebagai Wakaf 3M (masjid, madrasah dan makam). Namun kini geliat wakaf semakin dinamis dengan munculnya berbagai produk wakaf, termasuk melalui pasar modal dan pasar uang. Salah satunya contohnya adalah wakaf melalui wakaf saham, reksadana maupun instrument keuangan lainnyayang dapat diwakafkan melalui Nadzir Dompet Dhuafa melalui 5 program penyaluran: Pendidikan, Kesehatan,Ekonomi, Sosial dan Dakwah.
Pada rangka meluaskan literasi wakaf di bidang Capital Market, Dompet Dhuafa Bersama Indonesia Stock Exchange/Bursa Efek Indonesia menginisiasi kolaborasi dalam agenda bertajuk “Waqf Invest Talk: Manfaat Abadi dengan Investasi dan Berbagi”yang digelar pada Kamis.
Talkshow yang berlangsung di Ruang Seminar Gedung Bursa Efek Indonesia ini dihadiri oleh lebih dari 80 peserta dari para donatur Dompet Dhuafa, mitra aliansi, rekan media, mahasiswa dan umum.
“Wakaf adalah sedekah terbaik di luar zakat karena berkaitan dengan investasi. Investasi merupakan sebuah upaya mempersiapkan hari yang akan datang. Investasi orientasinya jangka panjang dan wakaf adalah sarana investasi yang jauh lebih panjang waktunya dengan pahala yang mengalir juga panjang, papar Ahmad Juwaini selaku Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa. “Nilai asset wakaf 1/3 dari asset di Indonesia yang jika dikembangkan dapat lebih besar lagi dari jumlah asset pemerintah. Jadi ini adalah sumber daya besar untuk ummat sehingga bisa naik kelas, berkualitas, dan bersaing di kancah dunia” tambahnya.
Kami melihat, banyak text book yang mengatakan bahwa potensi wakaf luar biasa namun diskusinya hanya sampai sana. Di pasar modal syariah Indonesia, mapping pelakunya didominasi oleh anak muda (95%). Ini bisa menjadi modal utama meluaskan literasi wakaf dan pasar modal di masyarakat, ungkap Irwan Abdalloh – Ketua Divisi Pasar Modal Syariah.
Sejalan dengan pemaparan tersebut, data potensi wakaf di Indonesia bisa mencapai Rp2.000 triliun per tahun serta terdapat potensi dalam bentuk wakaf uang sebesar Rp188 triliun namun belum optimal. Prima Hadi Putra – Kepala Lembaga Pengembangan Investasi Wakaf DD menjelaskan “Dalam hal pengembangan wakaf, Dompet Dhuafa telah bertransformasi dari yang berbasis adalah charity. Dompet Dhuafa dalam pasar modal dimulai tahun 2004 dengan salah satu manajer investasi BNI Asset Management meluncurkan produk reksadana dan berkembang sampai saat ini. Ini bukti bahwa produk tersebut dapat diserap oleh pasar dengan baik”.
Hal ini wakaf adalah raksasa tidur dan harus dibangunkan. Potensinya harus dikejar agar punya perencanaaan keuangan yang lebih beyond bahkan sampai di akhirat.
Ajakan berinvestasi sambal berwakaf ini juga terus disuarakan oleh Zainal Falah, sebagai Head of Poems Syariah PT Phillip Sekuritas Indonesia, mengajak peserta untuk melakukan dari hal kecil action dulu baik beramal maupun berinvestasi.
Tips memulai berinvestasi ini juga dilengkapi oleh Nadia Harsya selaku Influencer dan Financial Planner, yang berpesan untuk memulai dari investasi dengan produk yang lebih rendah risikonya, dan investasi yang bertumbuh harus mulai dipersiapkan bukan hanya dana pension saja. Investasi juga bukan cuma cari cuan, tapi tanamkan hal ke hal baik dengan wakaf.