Kab. Bogor

Analisis Lengkap BIG tentang Sungai Cidurian yang Sering Bikin Banjir

cidurian

BOGOR-KITA.com, CIBINONG – Badan Informasi Geospasial (BIG) memaparkan analisis tentang Sungai Cidurian yang kerap meluap dan membanjiri wilayah barat Kabupaten Bogor.

Seperti diketahui, banjir bandang menerjang sejumlah rumah warga di Desa Kalongsawah, Kabupaten Bogor pada Senin, 6 September 2021. Banjir yang disebabkan luapan Sungai Cidurian itu juga menghanyutkan jembatan utama yang berada di atas sungai tersebut.

Bupati Bogor Ade Yasin telah meninjau langsung lokasi terdampak bencana banjir di Desa Kalongsawah, Selasa (7/9/2021). Dia meminta BPBD bekerjasama BIG melakukan investigasi penyebab terjadinya bencana.

Kemudian, pada Rabu (15/9/2021), Ferrari Pinem, Koordinator Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim BIG merilis hasil investigasi Sungai Cidurian.

Berikut analisis selengkapnya.

Berdasarkan analisis citra satelit berkala, didapatkan fakta bahwa telah terjadi perubahan alur sungai di Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga pada 2020. Hasil citra temporal pada 2019 menggambarkan adanya perubahan aliran signifikan dalam rentang Desember 2019 sampai Agustus 2020.

Terdapat alur sungai baru, hasil percabangan Sungai Cidurian, yang memotong area sawah dan pemukiman warga di sekitar Sungai Cidurian. Analisis Spasial lanjutan dilakukan sebagai pendekatan dalam memahami proses yang terjadi pada perubahan alur Sungai Cidurian.

Berdasarkan pendekatan bentang lahan, area perubahan alur sungai berada pada wilayah Alluvial Plain (Dataran Aluvial). Bentuk lahan ini dicirikan dengan kemeringan lereng relatif datar, lembah yang melebar, dan alur sungai yang bermeander.

Dataran Aluvial disusun oleh material sedimen dari proses pengikisan pada bagian hulu, kemudian tertransportasi dan terendapkan. Material sedimen tersebut belum terkompaksi sempurna dan sedimentasi masih terus berkembang pada bentuk lahan tersebut. Selain itu, wilayah yang datar kerap kali mengalami banjir pada periode tertentu.

Desa Kalongsawah dilalui Sungai Cidurian yang termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Cidurian. Alur Sungai pada DAS Cidurian memiliki sistem aliran dendritik dan memiliki pola meander. Sistem dendritik memiliki ciri keseragaman material penyusun, erosi vertikal lebih dominan, dan banyaknya cabang sungai yang menjadi masukan pada sungai utama.

Baca juga  Pembentukan Pansel PD Pasar Tohaga Tunggu Kajian Perbup

Sedangkan, pola meander dicirikan dengan bentuk sungai yang berbelok-belok secara teratur dengan arah belokan mencapai lebih dari setengah lingkaran. Beloknya alur sungai disebabkan proses pengikisan yang bekerja pada tepian sungai dan pengendapan material hasil pengikisan.

Perubahan Alur Sungai

Proses mekanisme aliran pada alur meander diilustrasikan pada kenampakan aliran sungai pada Citra Juni 2019 pada lokasi A dan B.

Dalam kondisi aliran normal atau low-stage thalwage (panah hijau), proses aliran energi tertinggi akan mengikuti bagian terdalam dari elevasi sungai atau lengkung maksimal. Aliran sungai memiliki tenaga yang rendah sehingga akan membawa material halus seperti pasir, kemudian terendapkan mendekati lengkungan sungai karena hilangnya energi dan membentuk point bar atau gosong.

Dalam kondisi aliran deras atau high-stage thalwage (panah merah), aliran sungai memiliki tenaga yang tinggi akan mebawa material bedload (material dasar sungai). Aliran ini akan mengalir membentuk lengkungan dengan jarak terpendek menghantam bagian awal point bar.

Gambar 5. Ilustrasi mekanisme low-thalweg dan high-thalwage pada Sungai Cidurian (Citra Juni 2019 dan Citra Juni 2021)

Berdasarkan mekanisme aliran tersebut, terdapat dua wilayah A dan B yang memiliki potensi terdampak pengikisan akibat aliran high-stage thalwage. Pada wilayah A mengalami pengikisan pada dinding sungai sejauh 20 meter ke arah pemukiman.

Sedangkan, pada wilayah B mengalami pengikisan dan membentuk alur sungai baru yang dapat berkembang menjadi danau tapal kuda.

Pembentukan alur sungai baru ini merupakan anomali yang disebabkan adanya perubahan mekanisme arus akibat perubahan morfologi Sungai Cidurian. Salah satu penyebabnya adalah pertumbuhan point bar atau gosong hasil sedimentasi yang bertambah secara signifikan pada 2020.

Baca juga  Ini Solusi Mudah Ridwan Kamil Cegah Penetrasi Renternir

Pertumbuhan point bar salah satunya terjadi pada wilayah A. Point bar tumbuh ke arah dinding sungai, sehingga mempersempit lebar sungai dan menyebabkan proses pengikisan menguat sebagai upaya alur menstabilkan energi dan merubah arah arus.

Hasil Pengamatan di Lapangan

Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa telah terjadi pembentukan aliran baru. Hal ini diperkuat dari wawancara dengan penduduk setempat. Dulunya wilayah percabangan aliran baru ini ada bendungan irigasi yang kemungkinan jebol akibat tidak kuat menahan debit aliran deras (high-stage thalwage), sehingga membentuk aliran sungai baru. Aliran sungai ini awalnya kecil dan akhirnya bertambah besar seiring waktu karena sungai yang lama tidak mengalirkan air akibat proses sedimentasi/ pengendapan yang terus-menerus.

Pengendapan yang terus terjadi membuat terbentuk lekukan yang semakin tajam dan akhirnya membentuk neck atau sumbatan aliran. Neck membuat aliran air terhambat dan lambat laun sungai menjadi mati. Sungai mati ini di kemudian hari akan menjadi danau tapal kuda (Oxbow Lake).

Besarnya laju pengendapan yang terjadi di wilayah ini besar kemungkinan karena material longsor yang terbawa aliran dari daerah hulu. Seperti diketahui, pada Januari 2020 terjadi longsor di wilayah Sukajaya dan sekitarnya.

Bila kita telusuri ke daerah hulu (Kp. Urug dan sekitarnya), masih banyak ditemukan sisa-sisa material longsor. Material longsor ini besar kemungkinan terbawa aliran sungai dan terendapkan di wilayah hilir, terutama pada wilayah yang mengalami penurunan gradien sungai.

Berdasarkan fakta di atas, dapat diambil hipotesis bahwa material longsor tersebut menjadi salah satu penyebab cepatnya terjadi pembentukan sedimentasi dan aliran sungai baru. Material sedimentasi akan mengakibatkan penyempitan alur sungai dan mengakibatkan proses aliran terhambat. Selain itu, juga dapat mengakibatkan ada bagian wilayah sungai yang tergerus akibat proses erosi dan ada sebagian yang terendapkan akibat proses sedimentasi.

Baca juga  BIG : Desa Pasirmadang Tidak Layak Jadi Hunian

Maka, perlu dilakukan antisipasi mitigasi terhadap beberapa wilayah pemukiman di Desa Kalongsawah (A dan C) terutama wilayah pada jalur luar sungai (Gambar 5 dan 6) yang besar kemungkinan akan mengalami pengikisan/ erosi akibat debit aliran sungai. Wilayah tersebut di kemudian hari bisa saja terdampak apabila tidak diupayakan penguatan mitigasinya.

Pengerukan sedimentasi bisa juga dilakukan, khususnya di daerah aliran yang mengalami penyumbatan. Tentunya, semua upaya ini masih perlu didiskusikan lebih lanjut, terutama dari sisi efektifitas dan efisiensinya.

Hasil pengamatan dan analisa terkait dampak banjir sungai yang terjadi di Sungai Cidurian tersebut telah dikomunikasikan kepada pihak Pemkab Bogor, dan berdasarkan hasil ini Pemkab Bogor akan melakukan normalisasi Sungai Cidurian. Terutama terhadap tanah timbul (point bar) yang terjadi pada sudut meander sungai. Hal ini perlu dilakukan karena pentingnya fungsi Sungai Cidurian, sehingga alur sungai dapat kembali seperti sebelum terjadi bencana banjir.

Selain itu, juga perlu dilakukan penelusuran lebih lanjut terkait titik-titik sedimentasi yang terjadi di sepanjang Sungai Cidurian yang berpotensi menyebabkan perubahan alur sungai. Terutama yang berpotensi meyebabkan bencana terhadap permukiman yang berada di sepanjang Sungai Cidurian.

Terkait rencana pembangunan tanggul atau bendungan untuk mereduksi debit air Sungai Cidurian, Pemkab Bogor merasa perlu melakukan kajian lebih lanjut. Sebab, kondisi hulu Sungai Cidurian memiliki tingkat kerentanan longsor cukup tinggi. Sehingga diperlukannya upaya untuk pengendalian pemanfaatan lahan pada daerah tangkapan air hulu Sungai Cidurian. [] Hari

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top