BOGOR-KITA.coim – Aktivis Jawa Barat yang tergabung dalam Komite Pergerakan Pemuda Santri dan Mahasiswa Indonesia (KPPSMI) menilai kebohongan Ratna Sarumpaet sebagai konpirasi jahat yang ingin menjatuhkan lawan politik dengan cara kotor yang anti demokrasi.
“Semestinya persaingan dalam Pilpres 2019 dilakukan dengan kompetisi sehat, bukan cara kotor yang dipertontonkan pada publik,” kata Ketua Umum KPPSMI Anto Kusumayuda dalam siaran pers yang diterima BOGOR-KITA.com, Kamis (4/10/2018).
Beruntung Kepolisian Republik Indonesia (Polri) cepat mengungkap kebohongan itu sehingga publik menjadi memahami duduk masalahnya.
Anto menyerukan kepada Polri untuk membongkar jika ada aktor intelektual di belakang kebohongan itu. “Sekalian bongkatr sampai ke akar-akarnya,” tegas Anto.
Anto mengemukakan, selama ini gerakan pembentukan opini bahwa hoax merupakan pekerjaan pemerintah, hanya dengan logika karena pemerintah memiliki segala-galanya.
Kebohongan Ratna Sarumpaet menepis semuanya. Penggelembungan opini terkait penganiayaan Ratna Sarumpaet yang ternyata bohong, memberikan petunjuk siapa sebenarnya yang menggelembungkan berita hoax.
Kepada Ratna Sarumpaet, Anto mengimbau agar jangan mau menjadi korban. “Buka saja seterang-terangnya jika ada pihak lain yang merencanakan aksi provokasi hoax yang mengeksploitasi operasi plastik yang sedang dilakukan. Ratna kan ingin tampak lebih cantik dengan operasi plastik. Agar tetap tampak cantik, singkirkan semua hoax dengan mengungkap pelaku yang memiliki rencana kotor dan menjadikan dirinya sebagai objek, ” kata Anto. [] BK-1