Kota Bogor

Wali Kota Paparkan Empat Hal Dalam Menangani Sampah

BOGOR-KITA.com – Dalam menangani masalah sampah yang masuk dalam skala prioritas pada intinya sangat tergantung oleh konsistensi dan harus fokus kepada empat hal utama. Hal tersebut ditegaskan Wali Kota Bogor Bima Arya saat membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Semester I tahun 2017 di Pajajaran Suite Hotel BNR Bogor, Kamis (6/7/2017).

Pertama, konsistensi pada konsep terhadap pengelolaan sampah yang telah dirumuskan. Apabila semua fokus dan konsisten mengelola sampah dari hulu berbasiskan warga rasanya tahap demi tahap akan terlihat hasilnya.

Konsistensi pada konsep ini kata Bima menjadi satu kelemahan dikarenakan sering berubahnya konsep itu sendiri. Salah satu contohnya dapat dilihat dari gerakan mengurangi sampah plastik yang semangat dalam beberapa fase kemudian “kendor” lagi.

“Jadi konsistensi pada konsep menjadi suatu pondasi utama karena konsep itulah yang akan membimbing kita semua.Konsistensi pada konsep pembangunan pengelolaan sampah berbasiskan warga ini lah yang menjadi ciri khas bagi kota Bogor,” jelasnya.

Kedua yaitu konsistensi pada koordinasi dan perencanaan antar dinas terkait dan wilayah. Bima menyebut, saat ini masih banyak keluhan warga terkait dengan pengelolaan sampah.

Baca juga  Munculnya Kasus Persekusi, Wali Kota Minta Muspida Tindak Tegas dan Bergerak Cepat

“Jadi konsistensi pada koordinasi perencanaan contohnya seperti pengadaan lahan, armada, penganggaran dan sebagainya,” ujarnya.

Ketiga yaitu konsistensi dalam hal leadership atau kepemimpinan. Menurutnya, kepemimpinan dalam semua level di wilayah seperti Camat, Lurah para kasi dan dinas terkait, kabid dan kasi harus menunjukan leadership yang kuat sehingga bergerak sistem itu di lapangan.

“Dalam mendeteksi leadership ini dengan cara turun ke wilayah dan melihat bagaimana sistem itu bisa bekerja atau tidak sehingga disitu ada control, wilayah-wilayah dimana pemimpinnya tidak turun itu biasanya warga menyampaikan kepada saya,” Paparnya.

Terkait dengan penanganan sampah bukan hanya pembangunan fisik maupun inovasi tetapi yang paling penting adalah maintenance perawatan.

“Saya sangat care tentang bagaimana kita bisa merawat ini semua fasilitas publik harus kita sikapi dengan serius, contohnya seperti ketika bulan ramadhan saya keliling memastikan taman-taman tetap terawat, jangan sampai image nya ini semakin kuat bahwa pemerintah ini bisanya membangun bukan merawat, jadi leadership sangat menentukan,” tegas Bima.

Baca juga  Wali Kota Diskusi Dengan Peserta Visiting Class Universitas Paramadina

Keempat lanjutnya yaitu konsistensi dalam hal kolaborasi, walaupun leadership menentukan kolaborasi namun tidak mungkin bisa dilakukan sendiri. Saat ini era kolaborasi dengan cara berkolaborasi dengan warga, LPM, Karang Taruna, PKK, ormas, kampus, dan media.

“Nah inilah project kita yang nanti dijelaskan oleh mas Gatut dari Bogorku Bersih, sering saya sampaikan bahwa kita meniru dari Surabaya tapi itulah yang disebut dengan ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi), kita kesana dan minta filenya dan kita tiru namun kita modifikasi dengan cara ditambah biopori, dilibatkan warga dan lain sebagainya tapi secara keseluruhan konsepnya sama, menggandeng media dan melibatkan warga. Tidak mungkin kita bisa melakukannya sendiri,” terangnya.

Sedangkan terkait dengan tata ruang, Bima menerangkan ada empat hal yang menentukan. Pertama yaitu regulasi, ini yang akan menjadi pedoman ketika menerbitkan izin, merancang kegiatan.

“Kedepan konsep yang sering saya sampaikan redistribusi fungsi itu kita lengkapi bukan di revisi tapi kita lengkapi, redistribusi fungsi adalah bagaimana kita mengurangi beban di pusat kota ke titik lain dengan membagi menjadi wilayah-wilayah pelayanan ada zona pemukiman, perumahan, perdagangan dan sebagainya sehingga pusat kota tidak berat. Kita harus mengatur mobilty dan connectivity,” jelas Bima.

Baca juga  Covid-19 Nasional: Kota Bogor Belum Berhasil Singkirkan Satu Catatan Buruk

Yang kedua yaitu konsentrasi, artinya harus 1-2 tahun terakhir fokus dan konsentrasi di beberapa titik supaya siapapun yang akan menjadi Wali Kota atau kepala dinas itu akan terkoordinasi dengan baik.

“Beberapa titik yang akan menjadi konsentasi kita adalah pasar Bogor dan sekitarnya, kawasan Suryakencana mulai tahun ini kita tata dengan rapi, tahun depan menyambung pedestrian dan sebagainya. Selanjutnya yaitu stasiun dan sekitarnya, 1-2 tahun ini kita fokus pada 2 titik itu,” ujarnya.

Yang ketiga yaitu connectivity, jadi harus terkoordinasi semua perencanaannya, jangan sampai misalnya idenya sudah bagus untuk pedestrian tetapi grand designnya belum ada.

Yang keempat yaitu sustainabillity (berkelanjutan) jadi setiap wilayah harus memiliki rencana dan gambaran dalam menata kota. []Admin

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top