Laporan Utama

Petani Tanaman Anggrek Keluhkan Kian Minimnya Lahan

BOGOR-KITA.com – Tumbuh dan berkembangnya kawasan pemukiman yang mengonversi lahan pertanian membuat nasib para petani tanaman anggrek di Desa Rawakalong, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, terpinggirkan.

Salah satu petani anggrek Edi Rantau warga Kampung Pondok Miri RT 1 RW 5, Desa Rawakalong, Kecamatan Gunung Sindur mengeluhkan minimnya ketersedian lahan bagi petani tanaman anggrek. Padahal, tanaman anggrek dari Rawakalong ini sudah sangat terkenal, bahkan dalam beberapa kegiataan sering menjadi ikon wilayah ini.

“Petani tanaman anggrek di Rawakolang sering mengikuti kegiatan seperti, peringatan Hari Jadi Bogor. bahkan pernah sampe ikut lomba tingkat provinsi,” ujar Edi kepada PAKAR, di Gunung Sindur, Rabu (5/1).

Lanjut Edi, kini para petani anggrek yang ada di Desa Rawakalong tak berdaya, karena saat ini mereka harus bertani dilahan garapan, dan sekarang oleh para pemilik sudah banyak dibangun perumahan. “Saya semakin sulit mencari lahan untuk tanaman anggrek ini,” terang Edi yang juga Ketua Gapoktan Bersatu ini.

Baca juga  157 Sekolah di Kabupaten Bogor Uji Coba Belajar Tatap Muka Senin Depan

Hal senada diungkapkan Nata Wijaya (45) dan Sain (60) warga Kampung Pakis RT 2 RW 3, Desa Rawakalong yang mengaku kesulitan untuk bertahan menjadi petani anggrek.

“Padahal turun temurun keluarga Kami petani anggrek.bahkan anak saya sampai jadi sarjana karena bertani anggrek. usaha ini sebenarnya jadi tumpuan kehidupan keluarga,” ungkapnya 

Sementara itu, Mawar Rias Asmara, Kepala Desa Rawakalong, membenarkan adanya kesulitan lahan pertanian bagi para petani anggrek di wilayahnya.

“Mereka sudah sering menyampaikan keluhan dan berdiskusi dengan Pemerintah Desa. bahkan dengan pihak UPT Pertanian dan Dinas terkait. tapi sampai saat ini belum ada solusi,” ujarnya

Ada beberapa petani anggrek, lanjutnya, yang saat ini sudah tak dapat bertani lagi dan menjadi penggangguran. “mereka mau bekerja, tak punya keahlian. belum lagi upah yang tak seimbang dengan kebutuhan. tentu saya prihatin dengan kondisi ini, tapi kemampuan Pemerintah Desa untuk membantu juga terbatas,” tandasnya. [] Harian PAKAR/Admin

Baca juga  Sejak Kepemimpinan Bima Kota Bogor Banyak Berubah, Ini Data Statitik
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top