Hukum dan Politik

Neta Pane: Kapolda dan Kapolres Bukan Raja Kecil di Daerah

Mutasi di Mabes Polri (ilustrasi)

BOGOR-KITA.com – Indonesia Police Watch (IPW) memberi apresiasi pada Mabes Polri yang sudah melakukan mutasi terhadap 178 perwira tinggi dan perwira menengah di jajarannya. Dengan adanya mutasi kali ini diharapkan tampil figur-figur pimpinan kepolisian yang peduli, tanggap, dan profesional, sehingga tidak ada lagi polisi menyerang kantor polisi seperti di NTB, tidak ada lagi masyarakat yang membakar kantor polisi seperti di Jambi, dan tidak ada lagi konflik TNI-Polri seperti terjadi di berbagai daerah.

Hal ini dikemukakan Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane dalam siaran pers yang diterima BOGOR-KITA.com, Minggu (7/6/2015).

Neta mengemukakan, potensi konflik sebenarnya bisa dideteksi dan diantisipasi sejak awal, jika pimpinan kepolisian di daerah, seperti kapolres dan kapolda punya kepedulian serta kepekaan yang tinggi terhadap daerah tempatnya bertugas. Para kapolres dan kapolda harus menyadari bahwa mereka bukan raja kecil di daerahnya tapi harus benar-benar bisa menjadi pelayan, pengayom, dan pelindung serta melakukan penegakan hukum secara profesional di asyarakat.

Baca juga  Dipukul Saat Unjuk Rasa Soal Minmarket, Mahasiswa Laporkan Satpol PP ke Polres Bogor

Dalam mutasi pada 5 Juni 2015 kemarin ada empat hal yang menarik. Pertama, ada delapan kapolda yang diganti dengan kader yang lebih muda. Kedua, kapolda yang bermasalah atau di daerahnya muncul masalah juga diganti. Ketiga, perwira terbaik saat lulus Akpol (Adimakayasa) dipercaya memegang posisi strategis. Keempat, mutasi ini menjadi menarik karena tampilnya sejumlah perwira muda lulusan Akpol 86 dan 87 yang memegang posisi strategis.

Kapolda Metro Jaya misalnya, dipegang Irjen Tito Karnavian, Adimakayasa Akpol 1987 kelahiran tahun 1964. Lalu ada Brigjen Agung Budi Maryoto, Akpol 87 kelahiran 1965 yang menjadi Kapolda Kalsel.

Saat ini kapolda termuda adalah Kapolda Banten Brigjen Boy Rafli lulusan Akpol 88 A kelahiran tahun 1965. Mutasi ini merupakan mutasi pertama dalam era duet kepemimpinan Haiti-BG. IPW berharap dalam tiga bulan pertama, Kapolri-Wakapolri harus mengevaluasi kinerja para perwira yang dimutasinya. “Jika mereka dinilai tidak becus, pimpinan Polri jangan segan-segan mencopotnya dan mengganti dengan perwira yang lebih baik,” kata Neta. [] Admin

Baca juga  Perkuat Sinergitas, Dua Kepala Lapas Kunjungi Polres Bogor
Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top