BOGOR-KITA.com – Semangat dan kemeriahan peringatan HUT RI dirasakan hampir di semua lapisan masyarakat. Kaya-miskin, tua-muda, laki-laki dan perempuan, turut larut dalam kemeriahan peringatan hari kemerdekaan. Tidak terkecuali anak-anak disabilitas yang menggali ilmu di Sekolah Luar Biasa (SLB) Dharma Wanita Kota Bogor.
Tidak hanya sekedar merayakan secara seremonial. Pihak sekolah menyelenggarakan aneka ragam lomba dan permainan selama tiga hari, Kamis-Sabtu, 18-20 Agustus 2016. Selama tiga hari, semua anak diajak berkumpul dan bersama-sama merasakan indahnya kemerdekaan. Selama tiga hari khusus ini, semua anak diajak berpartisipasi. Keterbatasan fisik dan mental tidak menyurutkan semangat mereka untuk menyemarakkan perayaan.
Kepala Sekolah SLB Dharma Wanita Kota Bogor Henny Haeriny mengatakan, tidak seperti lomba kebanyakan, lomba yang diadakan di sekolah menyesuaikan kondisi anak-anak. Seperti lomba memakai baju dan menyusun puzzle. Tetapi juga ada beberapa lomba yang menjadi ciri khas lomba 17-an, seperti lomba makan kerupuk, lomba memasukkan air ke dalam botol, estafet memindahkan air dengan gelas, pukul balon air, lari memindahkan bendera, menangkap belut, dan joget balon.
“Selain menumbuhkan sportivitas, kami juga menyasar kemandirian anak-anak. Seperti lomba memakai baju. Mungkin di tempat lain, anak-anaknya tidak ada yang ditantang lomba seperti ini. Tetapi dengan lomba memakai baju, kita dapat melihat sejauh mana bina diri anak-anak,” jelas Henny, Jumat (19/8/2016).
Henny menjelaskan, lomba diikuti oleh seluruh anak-anak, mulai dari SD, SMP hingga SMA. Selain lomba, pada Sabtu besok, juga ada performance para peserta didik, seperti pembacaan puisi dan pagelaran angklung.
Salah satu siswi SLB kelas satu, Mitha, terlihat asyik mengikuti lomba memakai baju dan memindahkan bendera. Sebagai murid baru di sekolah ini, Mitha mengaku lomba ini merupakan lomba perdana yang pernah ia ikuti seumur hidupnya.
Henny berharap, ke depan SLB Dharma Wanita Kota Bogor dapat terus berkembang sehingga dapat mengembangkan kemampuan para siswa-siswanya. Saat ini, dengan jumlah siswa sekitar 80 orang, Henny mengaku kekurangan personil. Belum lagi ditambah dengan sejumlah guru yang tahun ini akan memasuki masa pensiun. Selain kekurangan tenaga pengajar yang ideal, Henny berharap ke depan sarana prasarana sekolah dapat semakin berkembang. Terutama untuk kebutuhan ruang kelas dan ruang serba guna yang memadai. “Kebutuhan ini menyesuaikan dengan anak-anak yang bersekolah di sini yang semakin banyak. Ruang serba guna dapat dimanfaatkan sebagai sarana anak-anak berlatih meningkatkan kemampuan mereka,” harap Henny. [] Admin