Profil

AKP Yuni Purwanti, Suksesor Genderisasi Polri

AKP Yuni

BOGOR-KITA.com – Kontribusi kaum wanita Indonesia dalam pembangunan dan sebelumnya dalam perjuangan menjadikan kaum hawa Indonesia tak bisa dianggap remeh. Hal itu dapat dilihat dengan munculnya sejumlah tokoh-tokoh wanita Indonesia baik sebagai pejuang maupun tokoh-tokoh pembangunan, seperti RA Kartini, Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, Christina Martha Tiahahu, Malahayati dan lain-lain. Mereka telah mampu melakukan hal-hal terbaik dan luar biasa bagi bangsa dan negara.

Pada era sekarang ini, kemampuan wanita sebagai manajer telah banyak dibuktikan di segala bidang.  Dalam falsafah negara Pancasila kaum wanita ditempatkan pada keluhuran harkat dan martabatnya baik sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa maupun sebagai warga negara dan sumber daya insani pembangunan yang mempunyai kedudukan, hak, kewajiban, tanggung jawab, peranan dan kesempatan yang sama dengan pria.

Sehingga dapat berperan dalam segala bidang kehidupan dan segenap kegiatan pembangunan.Cermin sukesnya kesetaraan gender juga dapat dilihat dari lembaga Kepolisian Republik Indonesia (Polri), yang kini tak lagi menempatkan Polisi Wanita (Polwan) sebagai tenaga pendukung dan staf administrasi. Tetapi harus menjadi bagian dalam melaksanakan tugas pokok Polri.

Terutama dalam melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang yang sama dalam membangun Polri menuju polisi sipil dan demokratis dan berperan dalam menampilkan citra polisi yang lebih humanis.Cermin itudapat dilihatdi jajaran Kepolisian Resort (Polres) Bogor, pada sosok seorang Ajun Komisaris Polisi (AKP) Yuni Purwanti Kusuma Dewi. Wanita kelahiran Porong, Sidoarjo, Jawa Timur pada 23 Juni 1971 ini merupakan Kepala Satuan (Kasat) Narkoba Polres Bogor.

Baca juga  Kapolres Bogor Tepis Berita Warga Cijeruk Kelaparan

Sosok Yuni, sebagai cerminan emansipasi wanita dalam tubuh Polri memang tak berlebihan. Buktinya, hanya selang satu hari setelah dirinya dilantik pada medio September 2014 lalu, ia sukses mengungkap peredaran narkoba jenis sabu di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat. Polisi wanita (Polwan) berparas cantik ini berhasil  menyita barang bukti 1,5 ons sabu serta uang tunai Rp40 juta dari tiga orang tersangka.

Latar belakang AKP Yuni memang seorang serse di Polda Jawa Barat. Kisah hidup dalam peranannya sebagai polisi memang mirip kayak film India. Suatu hari, Yuni pernah bertikai dengan dua tersangkanya di Cianjur, dia berperan sebagai pembeli, dengan pakaian yang agak urakan, wanita ini masuk dalam lingkaran pengedar.

AKP Yuni sudah menyiapkan segala sesuatunya, seperti para anggota yang disebar diberbagai titik. “Tapi tetap gue yang berhadapan. Ini kisah under cover yang dialami waktu masih di Polda Jabar,saya juga pernah bertikai dengan dua pria yang badannya besar-besar. Seperti di film-film India. Setelah jagoannya menang  taklukan lawannya, polisi baru datang,” ceritanya sambil tawa berderai.

Baca juga  IPW: Tak Cukup Punya Pemetaan Daerah Rawan, Polri Harus Punya Kepekaan

Begitulah sekelumit kehidupan AKP Yuni Purwanti Kusuma Dewi  dalam menggeluti pekerjaannya. Karena sewaktu di Polda Jawa Barat AKP Yuni Purwanti Kusuma Dewi adalah seorang Serse ditugaskan sebagai perwira lapangan.

MENGAPA JADI POLISI?

Menelisik sedikit kenapa AKP Yuni berkiprah menjadi polisi? Mungkin karena pembawaannya yang tomboy. Anak pertama dari tiga bersaudara ini, sudah dibidik sang ayah yang juga seorang perwira di Brimob untuk mencetak anaknya menjadi polisi juga.

“Waktu itu saya berpikiran bukan menjadi polisi, makanya saya seperti ini karena ayah wajtu itu mengajak saya ke Ancol. Entah mengapa ayah saya almarhum ini tiba-tiba mendaftarkan saya menjadi polisi,” kenang Yuni.

Ayah Yuni adalah AKBP Sumardi (alm) pensiunan Secapa Polri masa-masa terakhir kedinasannya. Adalah seorang yang keras dalam mendidik anak-anaknya supaya menjadi orang yang mandiri dan sukses. Melalui didikan sang ayah dengan gaya yang tegas itulah, manfaatnya dirasakan sekarang.
KELUARGA

AKP Yuni adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Dan ada satu adiknya yang juga polisi kini dinas di Mapolda Metro Jaya. Ia sendiri sudah lama tinggal di Bandung dan mendidik kedua anaknya seorang diri. Karena sudah hampir sepuluh tahun sudah tidak lagi bersama suami.

Baca juga  Pemkab Bogor, TNI, Polri Aksi Bersama di Pasar Parung

Kedua putra dan putri  AKP Yuni Purwanti Kusuma Dewi adalah I Gede Ari Pradana dan yang kedua adalah I Made Niar Mayang. Anak pertama sudah kuliah dan yang kedua masih duduki di kelas 12 SMA di Bandung, Jawa Barat.

“Dalam mendidik anak-anak saya. Sama saat saya dididik sang ayah. Lebih mengedepankan diri pada kemandirian. Kemudian saya juga memberikan pengetahuan tentang apa-apa yang dianggap tabu bagi kita. Seperti bahaya narkoba, dengan pendekatan psikologis,” kata Yuni. “Ternyata, cara ini lebih efektif.

INDONESIA BEBAS NAKOBA

Hal itulah yang juga dirasakan dalam pekerjaannya. “Menyambut Indonesia Bebas Narkoba, saya memilih sosialisasi. Karena dengan sosialisasi, kita ke sekolah-sekolah dapat memberikan gambaran langsung kepada naka-anak,” ujar Yuni.

“Penyuluhan sekolah itu efektif. Di Polres Bogor kita punya agenda sepekan sekali mengadakam seosialisasi, termasuk juga ke pabrik-pabrik,” kata Yuni meyakinkan sosialisai pilihan terbaik dari sebuah pencegahan. [] Harian PAKAR/Admin

1 Comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terpopuler

To Top